BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Penyusunan Program INKLUSI dengan Pemkab Tana Toraja

 Pada 28 Juli 2022 bertempat di Aula Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, Yayasan Eran Sangbure Mayang (YESMa) Tana Toraja dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyusun Program INKLUSI (Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif). Penyusunan Program INKLUSI dengan pemerintah kabupaten dimaksudkan untuk mensinkronkan Program INKLUSI-BaKTI dengan program pemerintah, sehingga program atau kegiatan yang ada dapat saling mendukung dan memperkuat.

Penyusunan Program INKLUSI dengan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dihadiri oleh OPD (organisasi perangkat daerah) yang tugas pokok dan fungsinya berhubungan dengan Program INKLUSI, di antaranya Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Koperasi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Lembang, serta dua anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Tana Toraja, yaitu Ketua Komisi 2 dan Ketua Bapemperda (Badan Pembentuk perda).

Lusia Palulungan, Project Manager Program INKLUSI-BaKTI memberi gambaran umum tentang Program INKLUSI-BaKTI antara lain menjelaskan bahwa Program INKLUSI berkontribusi pada RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals). Program INKLUSI-BaKTI fokus pada kekerasan terhadap perempuan dan anak, disabilitas, perempuan kepala keluarga, dan lanjut usia. Program INKLUSI-BaKTI membangun kerjasama dengan pemangku kepentingan kuci, yaitu Pemerintah Daerah, DPRD, media dan kelompok konstituen. Ini dilakukan agar Program INKLUSI harus dapat saling mendukung untuk meningkatkan hasil capaian dan bermanfaat sebesar-besarnya bagi semua orang.

Masing-masing perwakilan OPD memaparkan program atau kegiatan yang berlangsung tahun 2022 dan tahun 2023 yang dapat dikerjasamakan atau didukung oleh Program INKLUSI-BaKTI dan YESMa sebagai mitra Yayasan BaKTI di Tana Toraja. Program-program yang dipaparkan oleh OPD akan ditindaklanjut oleh YESMa untuk membuat program yang lebih spesifik dan mempunyai capaian yang dapat diukur.

Kehadiran anggota DPRD pada Penyusunan Program INKLUSI ini untuk mendengarkan langsung program masing-masing OPD dan memberi respon terhadap usulan-usulan yang dimunculkan oleh OPD. Ini sangat penting karena program-program yang diusulkan oleh OPD, selain harus mempunyai basis masalah dan data yang jelas, program ini juga dapat disampaikan dengan meyakinkan kepada anggota DPRD sehingga menjadi program di OPD tersebut. Sering terjadi, program yang diusulkan oleh OPD adalah program yang bagus, namun OPD pengusul tidak mampu menyakinkan kepada anggota DPRD mengenai pentingnya program tersebut.

Untuk itu, penyusunan program sebagaimana yang dilaksanakan oleh INKLUSI adalah contoh yang baik untuk menghasilkan program yang baik. Sehingga program dihasilkan oleh OPD tidak tumpang tindih, tetapi saling memperkuat.[]