BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

ASEAN Berpotensi Jadi Pusat Produk Halal

INTERNASIONAL
ASEAN Berpotensi Jadi Pusat Produk Halal
Ikon konten premium Cetak | 2 April 2015

KUALA LUMPUR, KOMPAS — Negara-negara di Asia Tenggara berpotensi menjadi pusat atau hub perdagangan produk halal saat Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan per 31 Desember 2015. Dengan berada di satu komunitas ekonomi, peran negara-negara ASEAN dalam promosi dan pengembangan produk halal akan meningkat.

Perdana Menteri Malaysia Dato' Mohd Najib bin Tun Haji Abdul Razak menyatakan hal itu saat membuka World Halal Summit 2015, Rabu (1/4), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Adhitya Ramadhan, dari Kuala Lumpur Convention Center, Kuala Lumpur, Malaysia.

Abdul Razak mengatakan, populasi Muslim di dunia yang berjumlah 1,8 miliar orang pada 2014 diperkirakan naik 26,4 persen menjadi 2,2 miliar orang. Sementara total belanja Muslim untuk makanan dan produk halal lain 2 triliun dollar AS pada 2013 atau tumbuh 9,5 persen dibandingkan tahun 2012.

Negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Asia akan tetap menjadi pasar terbesar produk halal. Hampir separuh dari populasi Muslim dunia bermukim di Asia Selatan dan Asia Pasifik. Jumlah Muslim di wilayah itu diperkirakan 1,3 miliar orang pada 2030. Selain itu, empat dari 10 negara dengan populasi Muslim terbesar dunia ada di Asia Selatan dan Asia Pasifik, yakni Indonesia, India, Pakistan, dan Banglades.

Standar produk

Oleh karena itu, negara-negara ASEAN yang memiliki standar produk halal berpeluang memasok lebih banyak produk halal. "Tak hanya produk makanan dan minuman, sertifikasi halal diberikan pada produk kosmetik, obat-obatan, dan jasa," ujar Abdul Razak.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno mengatakan, Indonesia jangan hanya dilihat sebagai pasar produk halal. Di kawasan ASEAN, Indonesia harus menjadi produsen produk halal untuk memenuhi kebutuhan negara lain, mulai dari produk makanan dan minuman, kosmetik, obat, hingga jasa.

Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Osmena mengatakan, Indonesia perlu belajar dari Malaysia dalam mendukung produk halal dalam negeri. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada produk halal agar lebih maju dan luas pasarnya. Apalagi prosedur operasional standar produk halal milik Indonesia dicontoh banyak negara.

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/02/ASEAN-Berpotensi-Jadi-Pusat-Produk-Halal

Related-Area: