Oleh Leonardy Sambo (Senior Program Officer)
Pendekatan gugus pulau merupakan strategi kunci untuk mengelola sistem kesehatan di kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). Pendekatan ini merupakan terobosan Dinas Kesehatan bersama Pemda Kabupaten Halsel untuk menutupi gap dan kendala kesehatan di Kab Halsel yang memilki 371 pulau dan berpenduduk kurang lebih 211,682 (Halsel Dalam Angka,BPS 2013). Untuk mengimplementasikan konsep gugus pulau maka, Pemerintah Daerah mengatur dalam kebijakan Peraturan Bupati Halmahera Selatan. Seiring dengan waktu dukungan penganggaran masih terbatas cakupannya, sehingga Dinas Kesehatan perlu mendorong strategi advokasi guna mendapatkan Kebijakan dari sumber daya daerah (APBD) secara optimal.
Dinas Kesehatan Kab.Halmahera Selatan didukung oleh UNICEF dan BaKTI menyelenggarakan Workshop Advokasi Untuk Mendukung Program Integrasi Malaria, KIA dan Imunisasi dengan Pendekatan Gugus Pulau. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis 29 Januari 2015, di gedung Malaria Centre halsel, diikuti oleh lintas Program dan Sektor SKPD dan perwakilan Legislatif Kabupaten Halsel. Dr Juri Hendrajadi. Kepala Dinas Kesehatan Halsel dalam sambutannya menyatakan bahwa “ Dinas Kesehatan Kabupaten Halsel menyadari pentingnya cakupan kesehatan di wilayah pulau, dimana masyarakat sangat membutuhkan dukungan kesehatan, namun terbatasnya sarana-prasarana serta SDM terlatih menjadi tantangan Dinas Kesehatan. Oleh karenanya melalui integrasi KIA,malaria,dan imunisasi dengan pendekatan rujukan gugus pulau, maka Puskesmas yang masuk wilayah gugusan pulau dapat memperoleh dukungan penganggaran yang lebih besar dan menjadi prioritas dalam APBD Perubahan kabupaten Halsel tahun 2015”.
Dalam proses workshop dicapai kesepakatan, bahwa integrasi KIA, Malaria dan Imunisasi merupakan komitmen bersama lintas program untuk menghindari program yang parsial, sehingga dalam penyusunan anggaran perubahan, sejatinya merujuk pada peningkatan penganggaran yang berbasis pada pelayanan kesehatan, secara khusus Puskesmas yang menjadi rujukan gugus pulau serta pengembangan kapasitas sumber daya di Puskesmas satelit. Puskesmas menjadi tumpuan masyarakat di kepulauan Halsel dalam masalah kesehatan. Namun dalam perkembangannya Puskesmas di pulau pulau lebih banyak melakukan proses pengobatan dibandingkan pencegahan.
Dalam lokakarya ini, sejumlah masukan dari peserta lintas program dan sector merumuskan penyusunan anggaran gugus pulau diantaranya kesepakatan tambahan anggaran 4 (empat) Puskesmas Gugus Pulau. Selain itu akan berfungsi sebagai pusat pelayanan rujukan dan pengembangan program. Puskesmas gugus pulau juga akan mendukung Puskesmas satelit lainnya yang berjumlah 30 Puskesmas/Pustu di gugusan pulau. Keempat gugusan pulau tersebut terdiri dari Labuha (Gugus Pulau Bacan), Puskesmas Saketa (Gugus Pulau Gane), Puskesmas Laiwui (Gugus Pulau Obi), Puskesmas Kayoa (Gugus Pulau Kayoa-Makia).
Gagasan penguatan lintas program dengan integrasi program KIA,Malaria dan Imunisasi merupakan tanggung jawab lintas program untuk mendukung kegiatan Puskesmas gugus pulau termasuk sebagai logisitik untuk puskesmas satelit. Pendekatan gugus pulau juga diharapkan menjadi puskesmas magang dan bimbingan teknis bagi puskesmas satelit dalam wilayah gugusan pulau.
Kesimpulan workshop diantaranya Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan SK Tim Advokasi Anggaran Dinas Kesehatan bagi advokasi secara intensif ke TAPD (Bappeda) dan DPRD Halsel, melalui proses pertemuan, dokumentasi dan presentasi tentang Pendekatan gugus pulau. Dilain pihak TAPD (Bappeda) yang hadir dalam Workshop juga mengapresiasi pertemuan ini dan menjadi catatan TAPD Bappeda untuk merumuskan dokumen prioritas bagi alokasi dana Bidang Kesehatan untuk program Puskesmas pusat gugus pulau, termasuk puskesmas satelit. Selanjutnya Dinas Kesehatan mengajukan Penganggaran program berbasis gugus pulau pada perubahan anggaran tahun 2015 dengan menyesuaikan numenklatur yang tersedia. Pada issue sumber daya manusia, Dinas Kesehatan memprioritaskan pada regulasi dan prioritas rekruitmen tenaga kesehatan pada wilayah kepulauan karena seringnya tidak tersedia tenaga kesehatan atau kebiasaan berpindah tugas bagi tenaga terlatih, tanpa pengganti sehingga menyebabkan kelangkaan tenaga terlatih di puskesmas gugus maupun puskesmas satelit/pustu.
Tindak lanjut dari hasil workshop adalah Dinas Kesehatan berkomitmen untuk peningkatan anggaran dan kapasitas SDM bagi Pembinaan program yang fokus pada implementasi konsep gugus pulau. Kemudian untuk pemberdayaan Puskesmas rujukan kegiatan peningkatan kapasitas yang bersifat umum dilakukan di Puskesmas Pusat Gugus. Guna keberlanjutan maka konsep gugus pulau dimasukkan dalam Renstra / RPJMD Kabupaten Halsel. (leonardy@bakti.or.id)
-
- Log in to post comments
- 408 reads