KELISTRIKAN
Peran Swasta untuk Menambah Kapasitas
JAKARTA, KOMPAS — Penambahan kapasitas listrik 10.000 megawatt per tahun mutlak memerlukan peran swasta. Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi tantangan tersendiri sekaligus peluang bagi pelaku usaha.
”Dalam satu tahun, kami perlu membangun pembangkit listrik dengan daya 10.000 megawatt (MW) yang membutuhkan dana Rp 200 triliun. Peran swasta sangat penting karena PLN tidak akan sanggup membangun sendiri,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo dalam pembukaan kegiatan Pameran Kelistrikan di Jakarta, Rabu (1/10).
Menurut Susilo, kemampuan PT PLN (Persero) tidak sebanding dengan pesatnya pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Dengan pertumbuhan energi sebesar 8 persen per tahun, pada 2022 setidaknya 125.000 MW sudah terpasang. Bahkan, menjadi 240.000 MW pada 2031. PLN hanya bisa menyediakan dana sebesar Rp 50 triliun untuk membangun pembangkit listrik setiap tahun.
Kalau listrik tidak disediakan mulai dari sekarang, menurut Susilo, target pertumbuhan sebesar 7 persen per tahun dan proyeksi menjadi negara yang perekonomiannya terbesar keenam di dunia tidak akan tercapai. Saat ini tingkat ketersambungan listrik di Indonesia sekitar 84 persen. Namun, di daerah tertentu, seperti Papua, hanya 40 persen. Pada 2022 ditargetkan dapat mencapai 99 persen.
”Indonesia tidak punya pilihan selain menyediakan listrik, bukan menunggu permintaan. Oleh karena itu, kami permudah (perizinannya). Peraturan pemerintah yang sekiranya menghambat pembangunan pembangkit harus diperbaiki,” kata Susilo.
Menurut Susilo, kebutuhan listrik di Indonesia sangat beragam, berkisar 0,02-1.000 MW. Dengan demikian, pelaku usaha skala kecil hingga besar dapat berinvestasi membangun pembangkit sesuai kemampuannya.
Batubara diandalkan
Batubara akan menjadi tulang punggung pembangkit listrik Indonesia dengan cadangan lebih dari 35 miliar ton. Porsi batubara dalam energi primer, kata Susilo, diproyeksikan hingga 50 persen.
Menurut rencana, pembangkit listrik tenaga uap pada mulut tambang batubara yang akan dibangun ditransmisikan ke Jawa. Selain itu, pembangkit sejenis berdaya 3.000 MW juga akan dibangun di Riau dengan pendanaan dari Malaysia. Hasilnya, 1.500 MW akan ditransmisikan ke jaringan lokal dan separuhnya lagi dialirkan ke Malaysia.
Direktur Operasi Jawa, Bali, dan Sumatera PLN Ngurah Adnyana mengatakan, keberpihakan menggunakan komponen kelistrikan produksi dalam negeri perlu terus diupayakan. Setiap tahun, PLN menggunakan dana investasi perusahaan sekitar Rp 50 triliun dan dana operasional Rp 200 triliun.
”Jasa konstruksi dalam negeri perlu lebih berperan menyerap dana investasi PLN,” kata Ngurah Adnyana. (A12)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009230928
-
- Log in to post comments
- 44 reads