BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pengobatan di Daerah Terpencil Perlu Didelegasikan

KADER KESEHATAN
Pengobatan di Daerah Terpencil Perlu Didelegasikan

JAKARTA, KOMPAS — Terbatasnya distribusi tenaga kesehatan di daerah menuntut peran kader kesehatan lebih besar. Kader yang selama ini menangani promosi kesehatan dan pencegahan penyakit diupayakan berperan aktif pada pengobatan.

”Dari 40 desa terpencil lokasi penelitian di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, kader dapat menjalankan peran mendiagnosis dan melakukan pengobatan pada anak balita, walau terbatas pada diare, infeksi saluran pernapasan, dan malaria,” kata Brian Sriprahastuti dalam promosi doktor, Kamis (6/2), di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Brian melakukan penelitian ”Model Utilisasi Layanan Penanganan Balita Sakit di Masyarakat” dengan promotor Prof Purnawan Junadi serta kopromotor Prof Hadi Pratomo dan Tris Eryando. Brian lulus dengan yudisium sangat memuaskan.

Temuan penelitian menunjukkan ada peningkatan diagnosis oleh kader terkait tiga penyakit di atas. Tahun 2011 ada 1.419 kasus didiagnosis. Pada 2012 meningkat jadi 2.237 kasus. Selain itu, jumlah kasus diare yang ditangani sejumlah kader di 40 desa hampir sama dengan kasus diare yang ditangani 14 puskesmas di 123 desa. Kader mampu menemukan dan mengobati 1.051 kasus diare pada anak balita, sedangkan puskesmas 1.096 kasus.

Para kader diberi pengetahuan untuk mengenali dan mengobati diare secara sederhana karena hanya perlu oralit dan zinc. Adapun untuk batuk dan radang paru, kader diberi pengetahuan untuk mengenali dan kapan harus merujuk jika ada demam. Pelatihan dilakukan puskesmas dan disupervisi di lapangan.

”Pelimpahan wewenang kepada kader dilakukan pada diagnosis dan pengobatan penyakit yang tidak perlu antibiotik seperti diare. Untuk penyakit seperti radang paru dan malaria, kader hanya mendiagnosis dan merujuk pasien ke tenaga kesehatan,” kata Anhari Achadi, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI yang menjadi ketua tim penguji. (A10)

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004620157