Pasokan Listrik Jadi Magnet Investasi
Ada 137 Kontrak Proyek Kelistrikan Terhenti
Ikon konten premium Cetak | 8 April 2015 Ikon jumlah hit 91 dibaca Ikon komentar 0 komentar
JAKARTA, KOMPASListrik dibutuhkan masyarakat sekaligus menjadi magnet investasi di Tanah Air. Pemerintah mengakui perlu upaya dan kerja keras untuk mencapai target pembangunan proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt.
Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir memasuki ruangan untuk memberikan pengarahan kepada manajemen PT PLN di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (7/4).KOMPAS/WISNU WIDIANTOROPresiden Joko Widodo dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir memasuki ruangan untuk memberikan pengarahan kepada manajemen PT PLN di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (7/4).
"Target yang diberikan kepada PLN bukan target ringan. (Proyek) yang kemarin saja selama delapan tahun 10.000 megawatt tak sampai, ini 35.000 megawatt," kata Presiden Joko Widodo seusai memberi pengarahan kepada manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (7/4).
Presiden menuturkan, pencapaian pada tahun ini diperkirakan 11.000 megawatt (MW) dan tahun depan 10.000 MW. "Kalau dalam dua tahun sudah tercapai 21.000 MW, maka akan enteng," katanya.
Presiden mengatakan, pembangunan proyek ketenagalistrikan 35.000 MW memerlukan dana sekitar Rp 1.200 triliun. Proyek dengan kebutuhan dana sebesar itu tidak mungkin dilakukan PLN sendirian.
"Yang paling penting, listrik ada dan tidak ada defisit listrik sehingga rakyat bisa menikmati listrik. Syukur-syukur harganya kompetitif, murah. Tadi saya menekankan kepada PLN harus melakukan efisiensi sehingga subsidi PLN akan kami kurangi Rp 30 triliun," kata Presiden.
Terkait upaya mempercepat pembangunan proyek ketenagalistrikan, Presiden menegaskan pentingnya bantuan pemerintah menyelesaikan persoalan perizinan dan pembebasan lahan.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir menuturkan, hingga akhir 2015 diharapkan perjanjian jual beli tenaga listrik 10.000- 11.000 MW dapat ditandatangani. Dua hingga empat tahun kemudian, pembangkit listrik sudah selesai dibangun.
content
Sofyan menambahkan, pembangunan pembangkit berbahan bakar gas dan batubara akan lebih efisien dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak.
"Mudah-mudahan kita bisa membangun menggunakan gas dan batubara sehingga subsidi dari Rp 100 triliun bisa dikurangi menjadi Rp 60 triliun-Rp 70 triliun saja di tahun 2015 ini," ujar Sofyan.
Secara terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan, hingga Maret 2015, permohonan izin investasi sektor ketenagalistrikan dari 12 perusahaan penanaman modal asing (PMA) mencapai 8,94 miliar dollar AS. Dengan nilai tukar Rp 13.000 per dollar AS, jumlah ini setara Rp 116,22 triliun.
Adapun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 3,5 triliun untuk 17 proyek. Ia menambahkan, pengurusan perizinan investasi di sektor kelistrikan diharapkan bisa 180 hari kerja. Saat ini 265 hari.
Proyek terhenti
Sebanyak 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk listrik terhenti sejak Desember 2013. Uang negara sebesar Rp 5,94 triliun telah keluar. Namun, sejauh ini belum ada solusi atas persoalan tersebut.
Demikian salah satu temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilaporkan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II-2014. Laporan hasil audit itu disampaikan kepada parlemen dalam rapat paripurna DPR di Jakarta, Selasa (7/4).
"Harapannya, ini bisa ditindaklanjuti oleh komisi terkait di DPR. Kalau diperlukan, kami bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut dalam forum rapat konsultasi dengan pimpinan DPR dan menugaskan eselon kami ke komisi terkait," kata Ketua BPK Harry Azhar Azis, seusai rapat paripurna.
Pemeriksaan terhadap belanja infrastruktur dalam audit semester II-2014 dilakukan terhadap tiga obyek, salah satunya proyek pembangunan transmisi dan gardu induk listrik di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dari total uang negara sebesar Rp 5,94 triliun yang sudah keluar untuk proyek tersebut, porsi terbesar antara lain untuk membayar pengerjaan konstruksi yang terdiri dari material terpasang Rp 3,21 triliun dan material di lokasi senilai Rp 2,17 triliun. (CAS/LAS/MAS)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/08/Pasokan-Listrik-Jadi-Magnet-Investasi
-
- Log in to post comments
- 371 reads