Kesadaran terhadap kelestarian alam dalam kegiatan ekonomi dan pembangunan telah melahirkan gagasan tentang “ekonomi hijau”. Sebagai negara berkembang dengan kekayaan sumber daya alam dan sekaligus
kerentanan terhadap krisis ekologi, Indonesia patut segera mengadopsi model ekonomi yang tidak hanya memperhatikan pertumbuhan (growth) tetapi juga keberlangsungan lingkungan hidup (sustainability) dan kesejahteraan masyarakat (prosperity). Dalam konteks itu, pemerintah telah menyampaikan Visi Indonesia 2045 yang salah satu pilarnya mengangkat soal pembangunan
ekonomi berkelanjutan.

Berangkat dari perkembangan strategis tersebut, Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) telah melakukan sebuah studi tentang pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui praktik ekonomi hijau. Secara garis besar, tim penulis menemukan bahwa pembangunan nasional kekinian masih bersifat transaksional antara kepentingan ekologi dan kesejahteraan umum. Guna memastikan praktik ekonomi hijau yang berintegritas, monograf ini menawarkan rekomendasi berupa penguatan tiga faktor pengungkit kinerja ekonomi hijau, yaitu regulasi, kelembagaan dan pendanaan.