Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lanskap tata kelola ruang digital di Indonesia memengaruhi perubahan peluang dan tantangan bagi aktivisme digital. Di satu sisi, perkembangan TIK menghadirkan lebih banyak cara atau metode untuk melakukan aktivisme digital, baik dalam menyampaikan tuntutan ataupun memobilisasi dukungan, serta membuka ruang partisipasi bagi lebih banyak orang. Di sisi lain, ekspansi ruang publik ke ranah digital dibarengi dengan ekspansi represi masyarakat sipil ke ranah digital. Hal ini ditandai oleh peningkatan signifikan dari jumlah serangan siber terhadap aktivis dan jurnalis, terutama mereka yang menyuarakan kritik bagi pihak yang berkuasa, serta kriminalisasi ujaran di ruang digital.

Temuan dan rekomendasi dalam laporan penelitian ini diharapkan tidak hanya dapat memperkaya diskursus gerakan sosial masyarakat sipil di Indonesia, namun juga menjadi bahan pembelajaran bagi organisasi masyarakat sipil dan kelompok muda dalam melakukan aktivisme digital serta dalam memanfaatkan aktivisme digital sebagai bagian dari strategi gerakan sosial mereka. Oleh karena itu, laporan penelitian ini akan menjadi basis bagi Yayasan Tifa untuk mengembangkan modul pelatihan dan menyelenggarakan rangkaian diskusi dengan praktisi aktivisme digital dari OMS dan kelompok muda di Indonesia.