BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Empat Sekolah Jadi Percontohan

Pendidikan STEM
Empat Sekolah Jadi Percontohan

JAKARTA, KOMPAS Untuk mendukung peningkatan kemampuan anak-anak di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, Universitas Siswa Bangsa Internasional bersama The United States Agency for International Development meluncurkan Laboratorium Sains, Matematika, Seni, Rekayasa, dan Teknologi (Science, Math, Art, Engineering, and Technology Laboratory/SMART Lab). Langkah awal program ini adalah menjadikan empat sekolah menengah atas di Indonesia menjadi percontohan.

Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional Aman Wirakartakusumah, di Jakarta, Selasa (30/9), menyebutkan, empat sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1 Jakarta, SMA Negeri 54 Jakarta, SMA Negeri 2 Batu, dan SMA Negeri 10 Malang. Pemilihan sekolah percontohan ini didasarkan pada ketersediaan fasilitas laboratorium yang memadai dan kesiapan sekolah dalam menjalankan program ini.

Melalui program ini, anak-anak memiliki wadah untuk mengenal sains dan teknologi dengan cara yang menyenangkan. ”Di sini, anak bebas berkreasi saat belajar sains dan mengimplementasikan teknologi. Bisa dengan membuat robot, bisa dengan berbagai permainan dan percobaan yang tidak membosankan sehingga sains lebih mudah dimengerti,” ujar Aman.

Asisten Deputi Bidang Produktivitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Masyarakat Kementerian Riset dan Teknologi Ira Nurhayati Djarot mengatakan, pendidikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (science, technology, engineering, and math/STEM) sangat penting untuk masa depan Indonesia. Hal ini memberikan banyak manfaat, seperti meningkatnya kreativitas serta munculnya inovasi dan lapangan kerja baru.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah penduduk usia kerja diperkirakan mencapai 170,9 juta pada 2015. Kemudian, jumlah itu menjadi 195,2 juta pada 2040 dan menurun menjadi 191,5 juta pada 2050. Sementara peningkatan pekerjaan berbasiskan pendidikan STEM pada 2020 mencapai 62 persen. ”Artinya, sebagian besar usia kerja tersebut semestinya menguasai STEM agar dapat bersaing,” ungkap Ira.

”Program ini dapat membantu guru dalam menerapkan Kurikulum 2013 kepada siswa karena metode pengajarannya hampir sama,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Achmad Jazidie. (LUK/A04)




Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009209116

Related-Area: