Saturday, 15 March 2014
Sejumlah Negeri di Saparua Ikut Workshop Perdamaian
Masohi - Sejumlah negeri di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mengikuti workshop
peace building atau pembangunan perdamaianyang digelar oleh Yayasan Duta Maluku Untuk erdamaian selama seminggu mulai dari Senin (10/3) hingga Sabtu (15/3).
Kegiatan yang dipusatkan di Balai Fakultas Perikanan tersebut diikuti, oleh sedikitnya 43 peserta dari beberapa negeri dengan menghadirkan enam fasilitator dan dibantu oleh empat pelaksana dengan materi yaitu, power atau kekuasaan, persepsi atau cara pandang, perubahan, perubahan diri yang membias secara positif, dan perubahan paradigma berpikir, bagaimana cara membaca dan mengatasi konflik, serta solusi penyelesaian konflik, bagaimana bertindak sebagai mediator atau mediasi yang disertai langsung dengan praktek.
Sejumlah negeri tersebut diantaranya, Tuhaha, Iha Mahu, Itawaka, Kulur, Ulath, Paperu. Sementara beberapa negeri yang diundang seperti, Noloth, Tiou, Kampung Mahu dan Booy tidak hadir.
Sekretaris Yayasan, Hellen Sipasulta kepada Siwalima, Jumat (14/3) disela-sela kegiatan tersebut mengatakan, workshop ini bukan baru pertama kali di lakukan untuk Kecamatan Saparua, tetapi tahun lalu juga dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan pada negerinya masing-masing.
Tujuan dilaksanakan workshop tersebut, lanjut Sipasulta yang didampingi Ketua Yayasan Duta Perdamaian Untuk Maluku, Yul Pellu bahwa, agar masyarakat hidup damai, aman dan nyaman sehingga dalam kedamaian itu pembangunan dapat dikembangkan, baik itu pembangunan daerah maupun pembangunan manusianya.
Ia berharap, dengan kegiatan ini akan terciptanya jejaring duta perdamaian di masing-masing negeri dengan membangun komunikasi, dan berupaya semaksimal mungkin meredam isu-isu provokatif yang menjadi bibit konflik.
Ia menyesalkan, beberapa negeri yang tidak hadir tersebut tidak terlibat dalam kegiatan tersebut, padahal kegiatan ini penting dalam menciptakan perdamaian diantara sesama negeri.
Sementara itu ditempat yang sama, Raja Negeri Itawaka, Merry Tanalevy menilai, kegiatan ini sangat penting, karena secara tidak langsung dapat merubah paradigma berpikirnya untuk bagaimana menerapkan hidup damai itu penting.
Proses perdamaian itu, lanjutnya, haruslah diusahakan secara bersama-sama, baik dalam hidup antara keluarga, lingkungan dan masyarakat.
Ia justru menilai, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat positif bagi negerinya sebagai pemangku kepentingan untuk juga menerapkan cara-cara hidup damai kepada masyarakatnya, menyelesaikan masalah atau konflik bukan dengan kekerasan tetapi dengan musyawarah yang penuh kedamaian.
Staf Kaur Kemasyarakatan Negeri Kulur, Made Tuahuns menilai, kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat karena secara tidak langsung telah memberikan pemahaman bagaimana pentingnya kehidupan perdamaian diantara sesama negeri, dan perdamaian itu harus dijaga secara bersama.
Berbagai materi yang diberikan terkait dengan cara-cara menyelesaikan konflik dan langkah-langkah penangganan yang tepat, lanjutnya, justru memberikan nilai tambah bagi dirinya untuk bagaimana menerapkannya ditengah masyarakat.
Kegiatan workshop ini, tambahnya, memberikan nilai-nilai kebaikan yang mestinya diterapkan ditengah hidup baik dalam keluarga, negeri maupun antar negeri.
Sementara Kepala Soa Itawaka, Revi Papijama dan tokoh perempuan Itawaka, Onya Matulessy mengungkapkan, kegiatan workshop ini memberikan pemahaman bagi pihaknya untuk proaktif untuk menyatakan hidup damai diantara sesama.
Sedangkan Ketua Yayasan, Yul Pellu mengharapkan, dengan adanya workshop ini semakin bertambah jejarang untuk menjadi duta-duta perdamaian di negeri-negeri di Maluku.
Kegiatan workshop ini, tambah Pellu, secara tidak langsung membentuk karakter yang keras menjadi berubah untuk saling memahami orang lain, dalam rangka menciptakan perdamaian itu, dan mencari solusi yang tepat guna mencegah konflik. karena menciptakan perdamaian tidak harus dengan kekerasan, dan menyelesaikan konflik tidak juga harus dengan kekerasaan.
- Log in to post comments
- 289 reads