AMBON, KOMPAS — Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku yang baru, Said Assagaff-Zeth Sahuburua, diharapkan menjaga hubungan harmonis selama menjalankan roda pemerintahan hingga lima tahun ke depan. Said dan Zeth diminta fokus bekerja untuk membangun Maluku.Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan hal itu dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Maluku dengan agenda Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku 2014-2019, di Ambon, Senin (10/3). Dalam putaran kedua Pilkada Maluku, pasangan Said-Zeth meraih 389.884 suara mengalahkan pasangan Abdullah Vanath-Marthin Jonas Maspaitella yang meraih 383.705 suara.
Gamawan mengatakan, disharmoni hubungan kepala daerah dan wakilnya yang umumnya dipicu kepentingan politik akan memengaruhi pembangunan di daerah. Masa kepemimpinan hanya dihabiskan untuk bersaing sehingga roda pemerintahan berjalan pincang. Tak jarang, birokrasi juga ikut terpolarisasi. Akibatnya, pembangunan di daerah tidak berjalan dengan lancar.
”Data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan, 95 persen hubungan kelapa daerah dan wakilnya sudah mulai tidak harmonis setelah enam bulan dilantik. Harapannya, hal itu tidak terjadi di Maluku,” ujar Gamawan.
Gamawan mengatakan, Said dan Zeth agar berkonsentrasi membangun Maluku yang kaya potensi sumber daya alam, terutama di perairan. Dengan begitu, angka kemiskinan di Maluku yang kini 19,27 persen secara perlahan akan terus berkurang.
Luas wilayah Maluku 46.914,03 kilometer persegi, 92,4 persen di antaranya merupakan perairan atau laut. Gamawan berjanji memperjuangkan agar pemberian dana alokasi umum dan dana alokasi khusus untuk Maluku mempertimbangkan kondisi geografis tersebut, terutama luas laut.
Jaga kerukunanKetua Forum Kerukunan Umat Beragama Maluku Idris Latuconsina berharap Said dan Zeth menjaga kerukunan antarumat di Maluku yang kini terjalin dengan baik. Pasalnya, kerukunan di Maluku sempat terkoyak oleh konflik sosial bernuansa agama pada 1999.
”Bangun Maluku dalam semangat ikatan pela gandong. Masyarakat tentunya mendukung semua kebijakan mereka (gubernur dan wakil) untuk membawa Maluku lebih maju dan lebih baik lagi. Dengan begitu, masyarakat luar Maluku juga memberikan kesan yang baik untuk Maluku,” kata Idris.
Ditanya komentarnya atas harapan Menteri Dalam Negeri, Zeth seusai pelantikan mengatakan, ”Kami kerja dulu. Nanti baru beri komentar.”
Pelantikan itu mengakhiri proses panjang pilkada yang berlangsung dua putaran dan berakhir di Mahkamah Konstitusi, 29 Januari. Pelantikan berjalan lancar. Kekhawatiran akan adanya gangguan berupa protes saat pelantikan tidak terjadi.
Berdasarkan pantauan Kompas di luar gedung, petugas keamanan berjaga di sejumlah tempat. Bahkan, radius hampir 500 meter dari gedung pelantikan, ada aparat berjaga. Sebanyak 700 personel kepolisian, baik dari polres maupun Polda Maluku, dikerahkan untuk berjaga selama acara berlangsung. Ada pula tambahan sekitar 200 personel TNI yang turut berjaga.
Di dalam gedung, setiap undangan beserta barang bawaannya diperiksa satu per satu menggunakan alat deteksi logam. Pemeriksaan itu dilakukan di dua pintu. (frn)
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005373429
- Log in to post comments
- 203 reads