Beratnya Perjuangan Warga di Aru Mendapat Air Bersih
Selasa, 11 Februari 2014 | 13:51 WIB
DOBO, KOMPAS.com — Sulitnya air bersih membuat warga Desa Karangguli, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, harus memanfaatkan salah satu sumber air yang berada di pantai desa mereka.
Ironisnya sumber air yang menjadi satu-satunya kebutuhan warga desa ini hanya bisa didapatkan saat air laut surut dengan cara membuat kubangan agar didapatkan air bersih.
Warga mengaku, sumber air tersebut telah dimanfaatkan selama puluhan tahun lantaran tidak adanya air bersih di desa mereka.
“Di desa kami, tidak ada air bersih. Jadi selama ini kita hanya bisa dapat air bersih dari sini untuk minum dan mandi, tapi itu hanya bisa diambil saat air laut surut,” kata Sandra Tertoman, warga desa setempat, kepada wartawan, Selasa (11/2/2014).
Menurut Sandra, saat air sedang pasang, warga harus rela menunggu berjam-jam sampai air benar-benar surut. Setelah itu, warga baru bisa mengambil air dari kubangan yang berada di pantai.
“Tapi sebelum airnya diambil, kita harus tunggu lagi beberapa saat karena airnya masih bercampur kotoran. Jadi harus diendapkan dulu sampai airnya jernih,” kata dia.
Selain digunakan untuk keperluan minum dan memasak, air yang diambil dari kubangan tersebut juga dijadikan warga untuk keperluan mandi. Karena itu, saat air laut surut warga terpaksa antre berdesak-desakan dengan menggunakan jeriken untuk mengantre mendapatkan air bersih.
Warga berharap kondisi yang dialami oleh mereka selama ini dapat diperhatikan pemerintah setempat. “Kalau boleh pemerintah dapat menyediakan air bersih di desa kami ini. Kami ini seperti anak tiri di daerah kami sendiri,” kata Ahmad Nafrery, warga lainnya.
Desa Karangguli ini merupakan salah satu desa terpencil yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru. Warga sudah puluhan tahun mendapatkan air bersih dengan cara mengantre di tepi pantai saat air laut surut.
Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty
Editor : Glori K. Wadrianto
- Log in to post comments
- 373 reads