BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Pembelajaran Menyenangkan Lahir dari Guru Kreatif

INOVASI
Pembelajaran Menyenangkan Lahir dari Guru Kreatif
Ikon konten premium Cetak | 11 Februari 2016 Ikon jumlah hit 37 dibaca Ikon komentar 0 komentar

Jauh dari pusat kekuasaan, jauh pula dari hiruk-pikuk penerapan kurikulum. Pembelajaran yang menyenangkan bisa muncul di mana saja. Kuncinya terletak pada kreativitas dan keterpanggilan jiwa para guru sebagai insan pendidik.
Pembelajaran di SD Negeri 5 Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dihadirkan secara menyenangkan dan kolaboratif meski memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Rabu (10/2). Siswa diajak aktif untuk berkolaborasi dan berkreasi.

Segala potensi di sekitar sekolah pun dioptimalkan sebagai pendukung, termasuk orangtua siswa dan lingkungan geografis. Inilah yang terjadi di sejumlah sekolah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Sekolah-sekolah yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu ternyata mampu menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dan terintegrasi dengan lingkungan sekitar.

Semangat menghadirkan proses belajar yang menyenangkan bagi siswa ini dipahami guru melalui pendampingan untuk mampu menguatkan manajemen berbasis sekolah. Para guru diajak untuk memahami esensi pendidikan dan menemukan "gaya" pendidikan yang cocok dengan sekolah masing-masing.

Hal tersebut seperti terlihat di SDN 21 Ampenan, Kota Mataram, Rabu (10/2). Sekolah yang terletak tidak jauh dari pantai dan siswanya anak-anak dari keluarga nelayan itu memanfaatkan lingkungan sekitar untuk sumber belajar. Perubahan pembelajaran di sekolah yang selama ini satu arah dan hanya mengajarkan mata pelajaran yang berdiri sendiri berubah setelah sekolah mendapat pendampingan lewat program education for sustainable development atau pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.

Pendampingan

Kepala SDN 21 Ampenan Johar Yuni mengatakan, suasana belajar di sekolah serta kemitraan sekolah dengan orangtua dan lingkungan sekitar berubah ke arah lebih baik setelah sekolah mendapatkan pendampingan untuk memperkuat manajemen berbasis sekolah atau sekarang diistilahkan ekosistem sekolah lewat program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski sekolah kembali melaksanakan KTSP, inovasi untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan justru berkembang di dalam diri guru.

"Kami didampingi secara benar-benar untuk memahami bagaimana sekolah dan guru yang berintegritas, memahami apa yang sesungguhnya diinginkan pemerintah melalui berbagai peraturan soal pendidikan, hingga secara teknis mampu menerapkan di ruang kelas lewat pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP yang tepat," kata Johar.

Sekolah ini kemudian berinovasi untuk bisa menerapkan pembelajaran yang terintegrasi untuk mata pelajaran yang sesuai. Keberadaan Pantai Pondok Perasi yang tak jauh dari sekolah dan menjadi keseharian siswa, misalnya, dikembangkan menjadi program unggulan sekolah. Ada Program Bersih Pantai yang digagas sekolah setiap Jumat dengan melibatkan siswa secara bergantian.

Lalu, sekolah berkreasi untuk membuat kartu sikap siswa. Sekolah menyusun 15 sikap positif yang harus dikembangkan siswa di sekolah dan di rumah. Siswa diminta menilai sendiri apakah sudah melakukan atau belum. Para orangtua juga diajak untuk ikut menilai. Lalu, guru membantu untuk meningkatkan sikap positif yang masih kurang jika belum menjadi kebiasaan dalam diri anak.

Sekolah punya sebutan Laskar bagi para siswa. Ini untuk menunjukkan bahwa siswa menjadi pejuang dalam berbagai aspek.

"Guru harus punya kemampuan meracik berbagai bahan pelajaran supaya bisa nyambung. Bahan-bahan yang ada di buku diperkaya dengan kemampuan untuk melihat apa yang menjadi keseharian siswa. Kami, para guru, bisa memahami ini karena mendapat pelatihan dan pendampingan yang tepat yang mudah kami pahami," kata Samsul Fahrozi, guru kelas V.

Suasana pembelajaran di kelas yang aktif, dengan siswa sering belajar dalam kelompok- kelompok, serta hasil kreativitas mereka yang dipajang di ruang kelas, juga terlihat di SDN 5 Cakranegara, Kota Mataram. Djumrah, Kepala SDN 5 Cakranegara, mengatakan, sekolah baru sekitar enam bulan melakoni Kurikulum 2013, lalu harus kembali lagi ke KTSP.

"Kami menangkap semangat dari proses belajar di Kurikulum 2013 yang mesti kreatif. Siswa tak hanya belajar di ruang kelas, tetapi kami juga ajarkan soal lingkungan, misal memanfaatkan taman apotek hidup di sekolah sebagai sumber belajar. Kami didampingi betul untuk bisa mendesain kurikulum sekolah sendiri dengan panduan kurikulum pemerintah," kata Djumrah.

Menurut Djumrah, ketika sekolah diberi pendampingan untuk mampu mengembangkan kurikulum sekolah sendiri, berbagai ide kreatif muncul dari para guru. Kekhasan sekolah dalam menghadirkan suasana pembelajaran hingga budaya sekolah dapat berkembang.

Di SDN 5 Cakranegara, budaya bersih dan cinta lingkungan jadi unggulan. Suasana sekolah yang hijau mendukung kenyamanan siswa belajar. Lewat program satu siswa satu sampah, pembiasaan untuk peduli lingkungan dihidupkan. Siswa terbiasa untuk membersihkan lingkungan jika di sekitarnya ada sampah.

Melibatkan publik

Aulia Wijiasih, Konseptor Khusus untuk Manajemen Berbasis Sekolah, mengatakan, sekolah-sekolah butuh pendampingan untuk menguatkan perencanaan kebijakan dan pembelajaran sekolah secara holistik, termasuk pelibatan publik.

"Kami hanya benar-benar menyajikan konsep yang semestinya dipahami para guru sebagai pendidik untuk menghadirkan sekolah yang baik. Mereka diajak paham soal standar nasional pendidikan dan mengimplementasikannya di kurikulum sekolah. Lalu, biarkan sekolah berkreasi untuk menemukan program-program yang cocok bagi pengembangan siswa dan sekolah," kata Aulia yang terlibat pendampingan sejumlah SD di NTB.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, sekolah sejatinya bisa jadi taman belajar yang menyenangkan. Para guru harus diajak memahami prinsip-prinsip sekolah yang menyenangkan, yakni melibatkan semua pihak, termasuk orangtua siswa, menyajikan pembelajaran yang relevan agar anak merasakan gunanya belajar dengan keseharian hidupnya, memberikan tantangan yang bervariasi, dan memberi makna.

(ESTER LINCE NAPITUPULU)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/02/11/Pembelajaran-Menyenangkan-Lahir-dari-Guru-Kreatif

Related-Area: