Menjelang Senja di Pesisir Tikke
Tatkala matahari semakin beranjak ke barat, anak-anak berlarian keluar dari rumah mereka dengan kelompok-kelompoknya dan bermain. Sepak bola; menceburkan diri ke muara Sungai Tikke untuk mengusir hawa panas; atau sekadar menunggu senja di dermaga sambil menunggu ayah mereka, para nelayan, merapat ke bibir pantai adalah keseharian mereka. Yang lain pun turut memungut ikan untuk mereka bakar.
Kampung Muara Tikke, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, merupakan kampung yang dihuni sekitar 100 warga yang rata-rata bermatapencarian sebagai nelayan dan petambak ikan bandeng. Tentu ada juga yang bergerak pada jasa hasil penjualan hingga produksi kebutuhan nelayan walau dengan cara sederhana. Meski nelayan, kampung hunian mereka tertata rapi dan bersih. Bahkan, mereka juga mulai belajar memisahkan sampah dalam tong-tong sampah di setiap rumah mereka.
Selain manusianya, alam Tikke pun menawarkan pesona pantai alami yang tak sering terjamah manusia. Kesunyian tepi pantai menawarkan sensasi tersendiri bagi pengunjung yang tidak menyukai keramaian di pantai. Potensi ini sangat layak dikembangkan sebagai pariwisata, bahkan untuk wisatawan mancanegara.
Di sekitar bibir pantai pun tersedia agrowisata mangrove yang dikembangkan masyarakat setempat bersama PT Letawa, pengelola perkebunan kelapa sawit yang tak jauh dari pantai. Mangrove inilah yang akhirnya melindungi alam dan tambak-tambak warga dari abrasi.Teks dan Foto-foto: Kompas/Rony Ariyanto Nugroho
Sumber : http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010250794
- Log in to post comments
- 360 reads