BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Internet Bantu Promosi Produk UMKM

Perdagangan
Internet Bantu Promosi Produk UMKM

JAKARTA, KOMPAS — Penguasaan teknologi internet yang belum merata di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, atau UMKM, membuat perdagangan elektronik belum diperhatikan oleh kelompok tersebut. Kendati demikian, sejumlah terobosan dalam perdagangan elektronik terbukti meningkatkan omzet sektor UMKM.

Yan Yan (30), pelaku UMKM asal Cianjur, Jawa Barat, mengungkapkan hal itu di sela-sela Indo Fisheries Expo di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (29/8). Yan Yan bersama rekan- rekannya mengembangkan camilan dari produk ikan dan turunannya.

”Kami baru punya laman sendiri tahun 2011 yang menunjukkan produk camilan dari ikan. Memang ada hasilnya. Misalnya, sebelum ada laman ini, kami mendapatkan pesanan 50 camilan ikan per hari, sejak ada situs itu, bertambah jadi 85 pesanan per hari,” kata Yan Yan.

Selain melayani pemesanan jarak jauh dari Cianjur, usaha camilan ikan itu juga punya kios di Mangga Dua, Jakarta.

Sofyan (57), pemilik usaha pempek dari Palembang, yang ditemui saat tengah menjaga kios dalam pameran di JCC, mengatakan produksinya sudah dikirim hingga Australia.

”Anak-anak saya yang bersekolah di Australia memasang promosi di internet. Dari internet itu, mereka juga menerima pesanan pempek di Australia. Kalau siang mereka kuliah, lalu malam harinya membuat pempek. Pesanan pempek baru dilayani kalau ada lima pemesan,” ujarnya.
Masih jarang

Pengelola PT Jadin Medianet, Adi Kuntjoro, menuturkan, belum banyak pemain dalam e-commerce atau perdagangan elektronik yang secara khusus membina UMKM.

”Pasar UMKM sangat besar. Ada 5,5 juta pelaku UMKM di Indonesia. Dari jumlah itu, baru sekitar 75.000 UMKM yang aktif menggunakan internet,” tutur Adi.

Perusahaannya, kata Adi, membuat laman Etalase Indonesia yang bisa diakses di www.etalaseindonesia.com. Laman ini adalah pasar perdagangan elektronik atau marketplace yang mengkhususkan bagi produk-produk UMKM. Sedikitnya 50 UMKM aktif mempromosikan barang dan produksi mereka di laman itu. Pelaku UMKM tersebut bergabung secara gratis.

”Kami mengutamakan UMKM yang menjadi binaan perusahaan swasta atau BUMN. Maksudnya, untuk memudahkan koordinasi sekaligus menjadi jaminan bahwa produk mereka layak,” tutur Adi.

Pada tahap awal, pengenalan tentang perdagangan elektronik bagi pengusaha UMKM antara lain dilakukan melalui lokakarya dan diskusi. Pengelola Etalase Indonesia juga aktif menghubungi pembina UMKM untuk memantau perkembangan UMKM.

Chief Application Officer Etalase Indonesia Erik Sugih menambahkan, sebagian pembeli yang bertransaksi melalui Etalase Indonesia berasal dari luar negeri. (REK)




Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008590276

Related-Area: