Artikel/Opini
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, menyebutkan bahwa “Pengelolaan energi ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat tidak mampu dan/atau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi, guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata”. Berdasarkan UU tersebut maka pemerintah perlu mewujudkan pengelolaan energi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum terutama memprioritaskan kelompok marginal yang masih belum mampu mengakses konsumsi energi. Dalam konteks kemiskinan ekstrem yang didefinisikan sebagai kondisi dimana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem - setara dengan USD 1.9 PPP (purchasing power parity) tentunya juga akan berpengaruh dengan tingkat konsumsi suatu rumah tangga, terutama dalam penggunaan energi. Dengan tingkat konsumsi yang rendah tersebut, kelompok miskin ekstrem tentunya akan tidak dapat memenuhi kebutuhan energi sehingga diperlukan kebijakan subsidi energi bagi kelompok tersebut.
Grafik 1: Sumber Energi Penerangan Rumah Tangga MiskinSumber : Data TNP2K
Grafik 1 mengenai konsumsi energi jumlah rumah tangga menurut sumber penerangan utama dengan status... read more..
Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan dan kini memasuki tahun ketiga berdampak besar pada mayoritas penduduk di segala bidang kehidupan. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan mengalami penurunan kualitas hidup dan kesejahteraan karena mereka masih bergantung pada keluarga.
Riset terbaru dari UNICEF, UNDP, Program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Perekonomian (Prospera), dan SMERU Research Institute menemukan bahwa anak-anak Indonesia menghadapi berbagai tantangan mulai dari guncangan ekonomi dan kerawanan pangan, terganggunya akses layanan kesehatan, hingga munculnya tekanan psikologis.
Riset ini berfokus untuk melihat dampak sosial-ekonomi pandemi COVID-19 terhadap rumah tangga pada 2020 dengan melibatkan lebih dari 12.000 rumah tangga di seluruh Indonesia. Penelitian ini memperlihatkan berbagai berbagai tantangan yang dialami anak-anak selama pandemi dan alternatif kebijakan yang bisa mengatasinya.
Guncangan ekonomi, kerawanan pangan, dan kesehatan anakRiset menemukan bahwa sekitar tiga perempat rumah tangga yang memiliki anak mengalami penurunan pendapatan. Rumah tangga tersebut kini menjadi rawan miskin, serta harus mengurangi jenis, jumlah, atau kualitas... read more..
Parlemen akhirnya mengesahkan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) setelah diperjuangan oleh masyarakat dan elemen sipil selama kurang lebih 10 tahun.
Namun, payung hukum yang mengatur lingkup, penanganan, dan pemidanaan kekerasan seksual ini bukan tujuan akhir. Indonesia menghadapi tugas besar untuk mengimplementasikan dan membudayakannya dalam berbagai lini dan ranah kehidupan – termasuk dunia pendidikan.
Hal ini penting mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual di kalangan anak, remaja, dan pelajar dalam beberapa tahun terakhir.
Sepanjang 2021, misalnya, menurut catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), sebanyak 8.730 anak menjadi korban kekerasan seksual (naik 25% dari tahun sebelumnya).
Data di atas tentu adalah “puncak gunung es.” Demi menjaga nama baik, masyarakat cenderung kukuh menutup aib keluarga atau lembaga pendidikan yang terlibat kasus.Tetapi, kini kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan – sekolah, madrasah, hingga pesantren – mulai banyak terungkap melalui berita dan media sosial.
Kita belum lupa, misalnya, akan kasus guru pesantren Herry Wirawan yang memperkosa 13 murid perempuan yang ia... read more..
Oleh: Bintang W. Putra
Sekilas pekerjaan di tambak udang terlihat seperti pekerjaan laki-laki karena didominasi oleh kerja fisik seperti menghidupkan kincir, perawatan, panen hingga mengangkutnya ke pengepul. Akan tetapi, sektor ini bukan berarti tidak melibatkan tenaga perempuan di dalamnya.
Dalam melakukan pekerjaan di tambak udang pekerja perempuan justru kerap mengalami beban kerja ganda. Seperti yang dialami petambak perempuan di Dipasena dan Bratasena, selain mengurusi tambak mereka juga harus mengurus anak-anak, mencari pinjaman modal, hingga melakukan pekerjaan tambahan. Di urusan domestik pekerja tambak perempuan sudah disibukkan dengan membersihkan rumah, menyiapkan sarapan, mengantar anak sekolah baru kemudian bekerja di tambak.
Di Indonesia, peran perempuan di lokasi tambak berbeda-beda. Di Sulawesi, tambak udang masih didominasi oleh laki-laki. Mulai dari pengelolaan tambak, perawatan, pembersihan hingga pemerilahaan. Perempuan biasanya hanya bertugas membawa hasil panen udang ke pengepul untuk dijual.
Sedangkan di Jawa Timur, peran petambak perempuan lebih banyak di posisi pengelolaan keuangan. Perempuan jarang bekerja di lokasi tambak, tapi lebih banyak di ruang... read more..
Oleh: Bintang W. Putra
Penanda lahirnya perubahan iklim di planet kita ialah lahirnya Revolusi Industri pertama yang menyebabkan meningkatkan karbon dioksida secara drastis. Perubahan iklim sudah mulai dirasakan pada tahun 1885, seorang ilmuwan bernama Svante Arrhenius mengamati bahwa peningkatan suhu udara punya kaitan erat dengan meningkatnya jumlah karbon dioksida yang dihasilkan.
Temuan Svante Arrhenius didukung oleh Guy Stewart Callendar yang menemukan bahwa emisi karbon juga bisa memperngaruhi suhu udara. Puncaknya adalah tahun 1988, Amerika Serikat menjadi negara yang tercatat mengalami perubahan iklim ekstrem karena terjadinya musim panas dengan suhu paling tinggi yang pernah terjadi.
Berangkat dari fenomena tersebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pembahasan dan dibentuklah Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Lembaga ini diharapkan bisa berperan mengatasi perubahan iklim dan mengurangi dampak lingkungan yang muncul.
Dalam studinya IPCC menemukan ada beberapa dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, diantaranya adalah perubahan temperatur udara, mencairnya salju abadi di kutub, kenaikan permukaan air laut, cuaca buruk, kebakaran, dan... read more..
WILLEM VAN DER MUUR
Masyarakat Hukum Adat (MHA) memainkan peranan yang penting dalam melindungi hutan tropis dunia yang tersisa dan melestarikan keanekaragaman hayati. Upaya penatagunaan, dan kontribusi Masyarakat Adat terhadap adaptasi dan mitigasi iklim, terkait erat dengan hak penguasaan atas tanah. Tanpa adanya kepastian kepemilikan tanah, akan timbul resiko banyak titik api hutan. Selain itu, komponen penting dari upaya mitigasi perubahan iklim global kita akan hilang. Bagi MHA, kepastian kepemilikan tanah pentingnya, karena memungkinkan mereka untuk mempertahankan mata pencaharian mereka dan mempertahankan identitas sosial kelompok.
Pada KTT iklim COP26 tahun lalu, dijanjikan pendanaan senilai $1,7 miliar untuk hak-hak MHA atas tanah dan hutan. Pertanyaan utama ke depannya adalah bagaimana agar janji untuk mendukung hak-hak tanah adat tersebut dapat diwujudkan ke dalam tindakan nyata. Karena hak MHA atas tanah dilindungi oleh berbagai instrumen berdasarkan hukum internasional, realisasi hak-hak tersebut tergantung pada hukum, kebijakan dan kapasitas pelaksanaan negara tempat mereka tinggal. Pengalaman Bank Dunia... read more..
Pada awal Juli 2022 ini, saya bersama sejumlah wakil Sekolah Pekerja Rumah Tangga/ SPRT berkesempatan mengikuti Forum Pekerja Perempuan Sedunia. Di sana kami memaparkan kerja-kerja yang telah kami lakukan di Indonesia, termasuk perjuangan kami demi disahkannya UU Perlindungan PRT.JumiyemInilah pengalaman kami para Pekerja Rumah Tangga (PRT) dalam Forum Pekerja Perempuan Dunia.
Pada tanggal 4 hingga 8 Juli 2022 lalu, saya dan beberapa pekerja rumah tangga (PRT) diminta JALA PRT menghadiri kegiatan Workshop Forum Perempuan Pekerja atau Women Workers Forum (WWF) yang diselenggarakan oleh Global Alliance Aggainst Traffic in Women (GAATW) di Bangkok, Thailand.
Selain saya yang mewakili Serikat PRT Tunas Mulia Yogyakarta, juga ada Wina NK dari Serikat PRT Sapulidi Jakarta, Noer Khasanah dari Serikat PRT Merdeka Semarang, dan mas Arie Udjianto dari Sekretariat Nasional JALA PRT.
Workshop ini diikuti oleh mitra GAATW dari Indonesia, Kamboja dan Thailand. Peserta dari Indonesia berasal dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT), Yayasan Annisa Swasti (YASANTI) dan Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI). Peserta dari Kamboja berasal dari United... read more..
Riset INFID: Mayoritas Orang Muda Indonesia Toleran
Kamu setuju khan jika perjuangan toleransi, kebhinekaan dan kebebasan beragama banyak tergantung pada peran generasi muda?
Dalam beberapa tahun terakhir, situasi toleransi beragama di Indonesia dalam kondisi baik. Namun, benih intoleransi ternyata masih bertahan dengan jumlah yang kecil. Jumlah ini masih tetap perlu untuk diawasi mengingat penyebaran intoleransi, radikalisme dan kekerasan memanfaatkan platform digital untuk menyasar generasi Z dan millenial.
Survei INFID dan Jaringan GusDurian tahun 2020 menunjukkan bahwa 93% responden yang terdiri generasi muda menunjukkan sikap toleran, 97% mendukung nasionalisme dan bangga menjadi warga negara Indonesia.
Untuk meninjau perkembangan teraktual, INFID bersama Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset terbaru berjudul “Sikap dan Pandangan Generasi Z dan Millenial di Indonesia terhadap Toleransi, Kebhinekaan, dan Kebebasan Beragama” pada 2021. “
Riset ini dinilai penting bercermin pada hasil riset Setara pada 2020, terjadi 180 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), di mana ada 422 tindakan dan 238 di antaranya dilakukan oleh negara, yang tertinggi berupa... read more..
COVID-19 dan pembelajaran jarak jauh “memaksa” orang tua mengemban beban raksasa mendampingi anaknya belajar di rumah, meskipun dengan berbagai tantangan.
Kajian dari pemerintah Jakarta bersama Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Asia Tenggara (J-PAL SEA), misalnya, menemukan orang tua kesulitan memandu anak mereka fokus belajar – terutama untuk siswa kelas 1-3 di sekolah dasar (SD). Tantangan ini lebih besar lagi pada keluarga miskin karena minimnya akses pada materi, gawai, dan sambungan internet.
Hal di atas juga jadi alasan pemerintah mendorong sekolah di seluruh Indonesia untuk kembali menggelar tatap muka.
Kabar baiknya, studi lembaga penelitian SMERU di Bukittinggi, Sumatera Barat menunjukkan bahwa orang tua di sana berhasil melampaui berbagai tantangan tersebut.
Mayoritas orang tua punya kesadaran tinggi – terlepas latar belakang sosio ekonomi mereka – untuk membimbing anak mereka. Bahkan, capaian murid di Bukittinggi lebih tinggi selama pandemi ketimbang tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini menunjukkan jika orang tua berkomitmen untuk mendampingi anak belajar di rumah, dampaknya sangat masif pada capaian akademik mereka.
Namun, untuk... read more..
COVID-19 dan pembelajaran jarak jauh “memaksa” orang tua mengemban beban raksasa mendampingi anaknya belajar di rumah, meskipun dengan berbagai tantangan.
Kajian dari pemerintah Jakarta bersama Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Asia Tenggara (J-PAL SEA), misalnya, menemukan orang tua kesulitan memandu anak mereka fokus belajar – terutama untuk siswa kelas 1-3 di sekolah dasar (SD). Tantangan ini lebih besar lagi pada keluarga miskin karena minimnya akses pada materi, gawai, dan sambungan internet.
Hal di atas juga jadi alasan pemerintah mendorong sekolah di seluruh Indonesia untuk kembali menggelar tatap muka.
Kabar baiknya, studi lembaga penelitian SMERU di Bukittinggi, Sumatera Barat menunjukkan bahwa orang tua di sana berhasil melampaui berbagai tantangan tersebut.
Mayoritas orang tua punya kesadaran tinggi – terlepas latar belakang sosio ekonomi mereka – untuk membimbing anak mereka. Bahkan, capaian murid di Bukittinggi lebih tinggi selama pandemi ketimbang tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini menunjukkan jika orang tua berkomitmen untuk mendampingi anak belajar di rumah, dampaknya sangat masif pada capaian akademik mereka.
Namun, untuk... read more..