BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Artikel/Opini

Nethy Dharma Somba, The Jakarta Post, Jayapura, Papua | People | Fri, April 26 2013, 1:53 PM   Yohana Susana Yembise is the pride of the Papuan community, particularly Papuan women, for being the first female Papuan to achieve the highest academic rank. Yo, as Yohana is affectionately called, was installed as professor of syllabus design and material development by the rector of Cenderawasih University, Festus Simbiak, in Jayapura on Nov. 14, 2012. Yo is also the fourth Papuan professor after Frans Wanggai, former University of Papua rector in Manokwari, West Papua; Balthazar Kambuaya, former Cenderawasih University rector in Jayapura and now environmental affairs minister; and Karel Sesa, current rector of Cenderawasih University. Along with Yo, one other woman, Onnie Mentang Lumintang, was installed as professor on the occasion. “I hope these distinguished ladies, the first two female professors at Cenderawasih University, will continue to produce monumental works like the ones in their scientific orations and set an example to be followed by the teaching staff of this university,” said then rector Festus. For Yo, it was a long and winding road to... read more..
Oleh Achmad Zen Umar Purba Tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kekayaan Intelektual Dunia. Konsep hak kekayaan intelektual sesungguhnya sudah lahir sejak abad ke-19, sejalan dengan pertumbuhan industri waktu itu. Negara-negara merasakan perlu adanya sistem perlindungan berbagai karya intelektual yang telah dan akan terus melayani kepentingan umat sejagat. Tahun ini, peringatan Hari kekayaan Intelektual Dunia mengambil tema: ”Creativity: The next generation”. Kaitan antara hak kekayaan intelektual (HKI) dan kreativitas amat jelas. Semua karya yang berguna bagi umat manusia berasal dari kreativitas individu. Sejak peringatan Hari Kekayaan Intelektual Dunia pertama tahun 2001, mayoritas tema peringatan kebetulan berkaitan dengan kreativitas, termasuk inovasi dan ide. Apa makna kreativitas bagi Indonesia, yang punya berbagai modal dasar pembangunan nasional itu? Sangat fundamental dan berkaitan dengan berbagai aspek. Akan tetapi, yang relevan sekali saat ini, kreativitas harus dipersepsikan sebagai kegiatan yang bersenyawa dengan teknologi. Dan, teknologi membutuhkan perlindungan yang dalam sistem HKI dinamai paten. Dari tujuh bidang HKI, Indonesia amat tertinggal dalam hal... read more..
Oleh Mohammad Abduhzen Rancangan Kurikulum 2013 mengembalikan Pancasila seperti Kurikulum 1994, yaitu sebagai mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Keberadaan Pancasila dalam kurikulum senantiasa timbul tenggelam, bergantung pada situasi kebangsaan. Pada Kurikulum 1968, di awal Orde Baru, Pancasila menjadi kategori pertama bidang pembelajaran ”Pembinaan Jiwa Pancasila” yang terdiri atas pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pendidikan olahraga. Kurikulum 1975—seiring menguatnya dominasi Orde Baru—menjadikan Pancasila sebagai mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Kurikulum ini disempurnakan pada 1984 dengan menambahkan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), di samping PMP dan Sejarah. Tumpang tindih pelajaran ini kemudian disederhanakan dalam Kurikulum 1994 dengan menyatukan PMP dan PSPB jadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Ketika Reformasi tiba, Pancasila yang lama menjadi alat legitimasi turut mengalami deapresiasi sehingga UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tak mewajibkan Pancasila ada dalam kurikulum pendidikan. Karena itu, dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (... read more..
Oleh Lukman Hakim Saifuddin Sudah tiga tahun lebih Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia memasyarakatkan ”Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” (disingkat Empat Pilar). Selama itu pula antusiasme masyarakat amat tinggi menyambut baik dan mengapresiasinya, seraya berharap substansi materi, cakupan wilayah dan komunitas, serta metodologinya dapat lebih dikembangkan. Kini, setelah lebih dari tiga tahun, muncul pandangan bahwa menamakan dan menyamakan Pancasila sebagai pilar merupakan sesat pikir. Pandangan itu dilandasi paham bahwa pilar tak sama maknanya dengan dasar. Pilar diartikan sebagai tiang penyangga, sementara Pancasila adalah dasar kita bernegara. Apakah pilar hanya punya satu makna, yaitu tiang penyangga? Apakah pandangan itu sekadar kesalahpahaman ataukah pahamnya yang salah? Makna pilar Pemasyarakatan Empat Pilar—sesuai amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yang dijabarkan dalam Peraturan Tata Tertib MPR—bukan semata karena adanya perubahan konstitusi sehingga perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Pentingnya pemasyarakatan ini juga lebih didorong oleh kondisi bangsa yang ditengarai tengah mengalami krisis... read more..
Kepemimpinan Berbudaya Nalar Oleh Iwan Pranoto Dalam film berdasar kisah nyata, October Sky, diceritakan gelora seorang pelajar bernama Homer Hickam dan beberapa karibnya dalam berilmu-pengetahuan pada sekitar 1957. Dengan dibantu seorang guru ilmu alam yang penuh gairah mengajar, para pelajar di daerah pertambangan miskin Collingwood, Amerika Serikat, itu tiba-tiba tersadar atas hasratnya berilmu-pengetahuan. Jika semula capaian hidup sebatas menjadi petambang atau atlet, tiba-tiba gagasan menjadi ilmuwan begitu menarik dalam benak pelajar di seluruh pelosok. Pemantiknya adalah kejadian luar biasa Uni Soviet yang berhasil melontarkan pesawat luar angkasa Sputnik yang mengorbit Bumi disertai pemberitaan media yang meluas. Di langit Oktober yang sejuk dan cerah, masyarakat awam, muda dan tua, menengadah ke langit memandang Sputnik yang sedang mengorbit. Pengalaman mengamati Sputnik yang sekadar setitik kemerlip melesat di angkasa sambil mengirimkan sinyal radio sepele, ”bip, bip, bip”, membuat para pelajar tersadar atas kerennya berilmu-pengetahuan. Dalam kehidupan nyata, Homer kemudian menjadi seorang rekayasawan NASA yang andal. Semua teman dekatnya juga menjadi orang berhasil.... read more..
Posted by La Taya | Saturday, 20 April 2013   Oleh : Hj. Andi Annisah Achmad Kebijakan pembangunan ekonomi dirumuskan untuk mencapai tujuan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam bingkai perencanaan pembangunan nasional (RPJMN 2010-2014), khususnya pembangunan ekonomi daerah salah satu kebijakannya dirumuskan pada Bidang Pembangunan Ekonomi Lokal dan Daerah. Pada bidang ini dirumuskan lima isu strategis yang diarahkan  untuk mendorong percepatan pengembangan ekonomi lokal dan daerah yaitu:  (1) Peningkatan kapasitas tata kelola ekonomi daerah. (2) Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan ekonomi daerah secara lintas sektor dan lintas wilayah. (3) Peningkatan kapasitas lembaga dan fasilitasi dalam mendukung percepatan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah serta (4) Peningkatan kerjasama antar daerah, antar sektor, kemitraan pemerintah-swasta dan (5) Pemerataan pembangunan sarana prasarana pendukung.      Merujuk pada hal tersebut, pada konteks pembangunan daerah, dalam RPJMD Kota Kendari 2013-2017 ditetapkan visi “Terwujudnya Kota Kendari Tahun 2017 sebagai Kota Bersih dan Hijau yang berakhlak, maju, demokratis... read more..
Rabu, 24 April 2013 07:32 WIB | 418 Views Oleh M.Sunyoto Jakarta (ANTARA News) - Dalam dunia kebahasaan, semboyan "lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan" agaknya berlaku juga. Seorang eseis terkemuka mengeksplorasi daya gugah bahasa Indonesia sementara ada orang-orang lain yang bersikap negatif memandang bahasa itu. Di tengah maraknya keluh-kesah tentang segala macam kekurangan yang diidap bahasa Indonesia, ada orang yang dengan tulus mengungkapkan rasa syukurnya atas berkah yang berwujud kekayaan bahasa Indonesia. Sebelum masuk ke pembahasan berkah bahasa Indonesia, mari kita periksa keluhan-keluhan itu. Bukankah anda sering mendengar bahwa bahasa Indonesia boros huruf. Setidakya, jika pembandingnya adalah bahasa Inggris. Untuk mengatakan "adalah" dalam bahasa Inggris cukup hanya menggunakan huruf yang lebih ringkas yakni "is" atau "are". Untuk mengatakan "matahari" atau "surya" dalam bahasa Inggris cukup dengan "sun". Untuk mengatakan "bekerja" dalam basa Inggris perlu hanya empat huruf "work". Untuk mengatakan "dingin" atau "panas" dalam bahasa Inggris perlu huruf yang lebih sedikit yakni "cool" dan "hot". Tapi pilihan kata-kata itu sangat sewenang-wenang.... read more..

Pages