Artikel/Opini
Oleh M. Ghufran H. Kordi K.
Pengamat Sosial
Pada 23 September 2014 Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) memperingati ulang tahunnya yang kesepuluh. Sesuai dengan namanya, peringatan ulang tahun BaKTI diisi dengan pertukaran pengetahuan dari orang-orang hebat dan menginspirasi di negeri ini, terutama dari KTI.
Sepuluh tahun bukanlah waktu yang panjang jika diukur dari umur sebuah institusi, apalagi umur manusia. Namun sepuluh tahun juga bukan waktu yang pendek bagi upaya mencapai suatu visi atau cita-cita.
Tergantung pada perspektif orang untuk melihat dan menilai. Namun, dalam jangka waktu sepuluh tahun, BaKTI telah melakukan beberapa terobosan untuk perubahan dan kemajuan, terutama di kawasan timur Indonesia (KTI). BaKTI lahir pada momen dan waktu yang tepat, di samping mengambil posisi yang strategis untuk suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
BaKTI lahir enam tahun setelah berakhirnya rezim Orde Baru. Dengan demikian, BaKTI berada dalam situasi transisi demokrasi yang menuntut institusionalisasi infrastruktur dan suprastruktur bagi penguatan demokrasi. Di samping itu, demokrasi modern menuntut peningkatan kesejahteraan rakyat,... read more..
Kolaborasi, sinergitas dan koordinasi yang berkelanjutan adalah sejumlah kata kunci yang penting dalam proses pembangunan yang melibatkan begitu banyak pihak di dalamnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran utama dari dibentuknya Forum Komunikasi Mitra Pembangunan (FKMP) di Jawa Timur. FKMP ini adalah sebuah forum yang menjadi wadah koordinasi antara pemerintah daerah dengan berbagai Mitra pembangunan yang turut berpartisipasi dalam pembangunan di Jawa Timur melalui berbagai macam programnya. Semenjak tahun 2013 lalu, Australia Indonesia Partnership for decentralization atau AIPD telah memberikan dukungannya bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyusun wadah koordinasi ini sehingga bisa memberi manfaat bagi banyak pihak. Upaya tersebut telah berbuah manis dengan keluarnya surat keputusan Gubernur no 188/310/KPTS/013/2014 yang memberikan legitimasi atas berdirinya lembaga koordinasi Mitra Pembangunan bernama FKMP.
Selama ini, partisipasi para Mitra Pembangunan, seperti LSM, NGO, Yayasan-yayasan, para Lembaga donor dan institusi non pemerintahan lainnya telah banyak memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ser membantu pemerintah, baik di tingkat nasional... read more..
Tegakkan Kedaulatan Pangan
Jumat, Agu 22 2014 Ditulis oleh amex
Catatan Dari Lenteng Agung
OLEH : Rudy Rahabeat, (Pendeta Gereja Protestan Maluku)
Seorang Dr Vandana Shiva, aktivitas ekofeminis cum pemikir dari India mampir di Universitas Indonesia memberikan kuliah publik bertajuk: Our Seeds Our Future.
Strengthening Indonesia’s Food Sovereignity (18/8/14). Dengan gaya bicara yang provokatif dan cerdas Dr Shiva menantang para peserta (juga seluruh warga bangsa) untuk serius mengantisipasi masa depan dengan memperkuat kedaulatan pangan Indonesia yang baru saja merayakan 69 tahun kemerdekaan.
Peringatan Dr Shiva ini sangat beralasan di tengah kondisi pangan dunia yang kian terancam, baik oleh perubahan iklim maupun terlebih dominasi perusahaan-perusahan multinasional dalam menguasai pangan dunia.
Penetrasi industri pertanian berbasis teknologi canggih (yang kadang tidak ramah lingkungan) seringkali menyisahkan persoalan yang menyedihkan, khususnya bagi rakyat kecil.
Cerita tentang sukses gagalnya Revolusi Hijau (green revolution) menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Kenyataan ini lebih diperparah.
Lagi dengan gaya hidup sebagian anak... read more..
Mengungkap Hubungan Suku Mekongga dan Kerajaan Majapahit (bagian 2)Posted by Gugus Suryaman | Sunday, 24 August 2014
oleh: Suparman
Ditemukannya gua berisi ribuan tengkorak manusia di Desa Lawolatu Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara, menarik minat kalangan Arkeoleg. Untuk mendapatkan gambaran yang pasti, tim Arkeolog dari Makassar, Sulawesi Selatan datang ke Kolaka Utara untuk meneliti gua tengkorak tersebut.Tim peneliti yang terdiri dari Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Universitas Hasanuddin Makassar pun menguak misteri yang terpendam dalam gua yang dipenuhi tengkorak manusia itu. Bahwa gua yang jarang dijamah manusia itu ternyata tempat penguburan suku Tolaki Mekongga pada abad 14 silam.
Kesimpulan ini disampaikan setelah melakukan beberapa penelitian permukaan, serta informasi yang dihimpun dari masyarakat lokal setempat. Hal ini juga dikuatkan dengan adanya peti mati yang disebut Soronga oleh suku Tolaki Mekongga, yang tersimpan di dalam goa itu.
Muhammad Natsir, peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar mengatakan, Soronga adalah sebutan peti mati dari suku asli yang mendiami wilayah Kolaka dan Kolaka Utara.
“Kita telah... read more..
Mengungkap Hubungan Suku Mekongga dan Kerajaan Majapahit (bagian 1)Posted by Gugus Suryaman | Saturday, 23 August 2014 oleh: SuparmanSuku Mekongga adalah salah satu suku asli yang mendiami jazirah Sulawesi Tenggara. Daerah penyebaranya meliputi tiga kabupaten, yaitu Kolaka, Kolaka Timur dan Kolaka Utara. Dalam sejarahnya, suku Mekongga terbentuk dalam sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Mekongga.Masih jarang yang mengetahui bahwa dahulu telah terjalin hubungan antara suku Mekongga dan Kerajaan Majapahit. Yang tentunya nama Kerajaan Majapahit tak akan pernah lepas dari sejarah terbentuknya nusantara oleh mahapatihnya, Gajah Mada dengan Sumpah Palapanya.Dalam tulisan ini KendariNews.com akan mengulas sejarah yang lama terkubur beserta sejumlah bukti otentik, yang dapat membuktikan hubungan suku Mekongga dengan kerajaan Majapahit pada masa lampau. Tepatnya pada abad ke 14 Masehi atau sekitar dua ribu tahun silam.Tahun 2013 lalu, wartawan KendariNews.com bersama Tim Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi Subkorwil IX/Kolaka Sulawesi Tenggara, melakukan ekspedisi lapangan di wilayah pegunungan Kolaka dan Kolaka Utara. Tim menemukan sebuah gua yang dipenuhi tulang dan tengkorak... read more..
Persoalan Bangsa7 Masalah Mendasar Perlu Segera DibenahiPengantar Redaksi:Untuk mengetahui persoalan mendasar bangsa sebagai bahan masukan untuk pemerintahan baru, Litbang ”Kompas” mengadakan diskusi kelompok terfokus (FGD) pada 3, 4, dan 6 Juni 2014 di Jakarta, Medan, Makassar, dan Ambon. Hasil FGD dilaporkan mulai Senin ini hingga Sabtu secara berturut-turut. Narasumber diskusi bidang politik dan hukum: Guru Besar Universitas Hasanuddin Prof Dr Deddy T Tikson, Senior Advisor Partnership Dr Abdul Malik Gismar, sejarawan Hilmar Farid, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda, dan aktivis Ridaya La Ode Ngkowe. Moderator adalah dosen Filsafat UI, Dr Donny Gahral Adian. Hasil diskusi dirangkum Toto Suryaningtyas, Sultani, Ayu Pratama Siantoro, dan Ida Ayu Grhamtika.Paling tidak ada tujuh masalah dasar yang harus ditangani segera oleh pemerintahan baru nanti. Beragam persoalan bangsa ini tidak lepas dari penanganan pemerintah lama yang belum optimal sejak era reformasi digulirkan.Permasalahan pertama adalah penegakan hukum. Kedua adalah peraturan hukum yang tumpah tindih dan belum sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Ketiga, buruknya koordinasi, baik di dalam lembaga... read more..
Bank Pertanian
Oleh: Krisna Wijaya
PERHATIAN terhadap perlunya sebuah bank yang fokus membiayai sektor pertanian sudah sering diwacanakan.
Sebelum menjawab bagaimana sebaiknya pengelolaan pembiayaan untuk sektor pertanian di Indonesia, ada baiknya kita melihat bagaimana negara lain melakukan keberpihakan pada sektor pertanian dalam pembiayaan. Salah satu yang paling akurat dan relevan adalah menyimak kesuksesan yang dicapai Agricultural Bank of China (ABC).
Keberhasilan ABC yang fokus pada sektor pertanian memang termasuk spektakuler. Pada 2014, ABC berhasil menduduki peringkat keempat di Tiongkok dan peringkat ketujuh dunia dengan total aset per Desember 2013 sebesar 2.470,43 miliar dollar AS. Posisi kreditnya sekitar 1.225,58 miliar dollar AS atau sekitar 49,61 persen dari total aset.
Kinerja ABC selama tiga tahun terakhir (2011-2013) mampu mempertahankan tingkat non- performing loan (NPL) yang rendah, yaitu pada kisaran rata-rata 1,3 persen, dan memperoleh net interest margin (NIM) rata-rata pada kisaran 2,80 persen. Menurut Xiang Junbo (2011), keberhasilan ABC dari sisi perbankan karena ABC berusaha fokus dalam bisnisnya. Karena sudah fokus menyebabkan ABC mudah untuk... read more..
Sistem Noken dan Demokrasi
Oleh: Neles Tebay
SISTEM noken digunakan dalam pemilihan presiden di 16 kabupaten yang terletak di Pegunungan Tengah, Papua. Sistem ini menjadi populer karena gugatan hasil pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi. Banyak orang bertanya, ”Apakah sistem noken dalam pemilu mencerminkan atau mencederai demokrasi?”
Noken merupakan tas anyaman tradisional Papua yang dibuat dari kulit kayu dan digunakan orang Papua yang mendiami pegunungan. Noken tidak didatangkan dari luar karena dibuat oleh penduduk lokal, terutama kaum wanitanya. Noken yang merupakan warisan budaya ini digunakan dalam pemilu—baik pilkada, pemilu legislatif, maupun pilpres—entah sebagai sarana pengganti kotak suara, entah sebagai representasi calon atau pasangan calon.Noken sebagai simbol
Persoalan muncul ketika noken digunakan sebagai simbol dalam pemilu. Sejak nama calon kepala daerah atau anggota legislatif atau presiden dan wakil presiden ditetapkan, orang Papua di berbagai kampung di pegunungan mulai terlibat dalam diskusi-diskusi, baik yang terjadi secara spontan maupun terencana. Diskusi dilakukan di rumah adat, halaman tempat ibadah, halaman balai desa, atau halaman rumah tertentu,... read more..
Visi Maritim Presiden TerpilihOleh: DARMAWAN
SESAAT setelah ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum, Joko Widodo-Jusuf Kalla menyampaikan pidato kemenangan di atas pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kapalnya bernama Hati Buana Setia. Konon sebagai ungkapan hati (tekad) yang memiliki alasan fundamental membangun identitas sebagai negara maritim.
Selebrasi ini tak sekadar unik, tetapi juga mencipta harapan sekaligus menimbulkan pertanyaan: seberapa jauh kemampuan Jokowi-JK dapat membangun negara maritim dalam lima tahun ke depan?
Ciri negara maritim antara lain memiliki kemampuan mengelola laut sebagai sumber kesejahteraan bangsa dan menjadi poros perdagangan dunia. Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia. Namun, sejauh ini isu negara maritim selalu digulirkan sebatas jargon dalam setiap kampanye dan seminar, tanpa ada strategi aktualisasi pada kebijakan-kebijakan strategis. Seterusnya menguap tiada beritanya ketika menemui momentum implementasi karena tidak adanya imajinasi maritim dalam perspektif kepemimpinan nasional kita. Maritim seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai spektrum geografis negara kepulauan, tetapi juga identitas bangsa... read more..
Edi Purwanto
Indonesia has set aside 22.8 million hectares of conservation area in the form of national parks and reserves; however, the effectiveness of the management protecting these reserves and forests remains unproven. Deforestation has been unchecked, and occurs even in areas that have high value and vulnerable ecosystems, such as heath forest, peat swamp forest or endangered species habitat.
As such, promoting high conservation value (HCV) in production areas will complement what is currently being implemented by the government. The concept of HCV emerged in 1999 as Principle 9 of the sustainable forest management standards developed by the Forest Stewardship Council (FSC).
Although the HCV concept was originally designed for management of natural production forests, the concept rapidly gained popularity in other production contexts such as industrial timber plantations and oil palm development. HCV assessment is a requirement for certification processes, i.e. Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) and Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) certifications for oil palm plantations and FSC for natural forest management and pulp plantation certification.
At... read more..