Artikel/Opini
Kegiatan pengelolaan pengetahuan hijau di Provinsi NTB sudah mulai dilaksanakan. Potensi dan aset desa di lokasi proyek pengelolaan pengetahuan hijau di NTB mulai juga diidentifikasi. Salah satunya adalah Desa Lendang Nangka Utara. Desa ini merupakan desa yang baru terbentuk diantara desa lainnya di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur.
Potensi sumberdaya alam yang ada di desa ini meliputi pertanian, perkebunan, peternakan dan sumber mata air yang melimpah. Hal ini disebabkan oleh iklim, letak geografis dan sumberdaya alam desa yang mendukung. Untuk memanfaatkan potensi yang ada, maka diperlukan adanya inisiatif dan inovasi untuk mewujudkan ekonomi hijau, salah satunya adalah membuat desa Agrowisata.
Hal ini sejalan dengan tujuan Desa Lendang Nangka Utara yakni “Lendang Nangka Utara Menuju Desa Agrowisata 2016”. Masyarakat desa berpikir bahwa dengan adanya pengembangan desa agrowisata di daerah mereka akan memiliki manfaat bagi mereka sendiri, misalnya masyarakat bisa memasarkan produk unggulan, baik dari pertanian yang di budidayakan maupun dari sektor yang lain.
Lebih dari itu, agrowisata dianggap mampu melestarikan kearifan lokal yang dimiliki desa. Ditambah dengan cita-... read more..
Melihat kondisi awal di lapangan sebelum program dijalankan secara penuh adalah salah satu hal yang sering dilakukan oleh sebagian program pengembangan masyarakat. Hal ini disadari penuh oleh Millennium Account Challenge (MCA) Indonesia ketika akan melakukan proyek pengelolaan pengetahuan hijau.
Pada tanggal 12-14 November 2015, tim MCA Indonesia yang terdiri dari Direktur Hibah Pengetahuan Hijau Ibu Poppy Ismalina, Provincial Relationship Manager NTT Bapak Frans Harum bersama ke 4 District Relationship Manager Stefanus Segu, Abubakar, Umbu Randja dan Umbu Ndamu serta perwakilan Millennium Challenge Cooperation, Bapak Anthoni , mengadakan kunjungan lapangan ke 4 kabupaten di Pulau Sumba, yang menjadi wilayah program MCA Indonesia.
Kunjungan ini bertujuan mengidentifikasi aset-aset yang sudah ada di masyarakat baik kelompok maupun individu. Inisiatif ini bisa saja dibangun secara swadaya maupun yang didukung oleh program pemerintah maupun swasta. Harapannya kegiatan-kegiatan ini nantinya dapat dikembangkan dan didampingi lebih jauh oleh program MCA ndonesia.
Kegiatan-kegiatan ini tentunya akan dapat memberi manfaat yang lebih besar dan lebih luas untuk peningkatan kesejahteraan... read more..
Hibah pengetahuan hijau adalah hibah yang disalurkan melalui Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia sebagai bagian dari kegiatan Aktivitas Pengetahuan Hijau, dimana aktivitas ini merupakan salah satu bagian dari Proyek Kemakmuran Hijau.
Konsorsium Hijau merupakan salah satu hibah dari 7 hibah Aktivitas Pengetahuan Hijau dengan beranggotakan delapan institusi yang memiliki persamaan misi terkait promosi pembangunan hijau di Indonesia. Delapan institusi tersebut terdiri dari Universitas Atma Jaya, Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK), Rumah suluh, Universitas Brawijaya, Universitas Janabadra, Mubyarto Institute, dan Sajogyo Institute.
Pelaksanaan program langsung menyentuh titik pembangunan yaitu desa. Dimana tujuan besarnya adalah tercapainya Desa Cerdas, Maju dan Hijau demi keseimbangan pembangunan dan kelestarian alam. Desa seharusnya menjadi pusat kecerdasan dan kemajuan bangsa namun pembangunan ekonomi desa sering tersisihkan. Idealnya desa menjadi tempat perawatan dan pengembangan sumber daya alam dan manusia. Akan tetapi masih banyak terjadi krisis sosial ekologi.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan peran serta masyarakat terutama... read more..
Pengetahuan hijau melakukan investasi dalam berbagai kegiatan yang akan meningkatkan keterampilan dan kapasitas para pelaku pembangunan dengn mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan mengenai energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang berkelanjutan. MCA Indonesia melalui Proyek Kemakmuran Hijau menunjuk satu lembaga atau konsorsium untuk melaksanakan kegiatan ini dengan mekanisme hibah.
“Kami sangat senang dan bangga karena dari sekian ratus proposal yang masuk ke Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia, kami akhirnya lolos ke fase berikutnya sampai di tahap 7 proposal tersisa dan akhirnya terpilih,” sahut Wakil Rektor 4 Universitas Jambi, Prof. Dr. Ir. Zulkarnaen, MSc dalam sambutannya mewakili Rektor Universitas Jambi. Petuah adalah salah satu konsorsium yang menerima hibah dari Proyek Kemakmuran Hijau di bidang Hibah Pengetahuan Hijau.
Petuah adalah singkatan dari perguruan tinggi pengetahuan hijau merupakan konsorsium 7 perguruan tinggi di Indonesia yaitu Universitas Nusa Cendana, NTT, Universitas Udayana, Bali, Universitas Jambi, Jambi, Universitas Mataram, NTB, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan dan... read more..
Bertempat di Ruang Pertemuan BAPPEDA Provinsi Jambi, pertemuan koordinasi kegiatan Proyek Pengetahuan Hijau dilaksanakan tanggal 18 November 2015. Acara ini dihadiri para pemangku kepentingan yang berasal dari SKPD di Provinsi Jambi dan 4 Kabupaten lokasi proyek MCA Indonesia yaitu Kab. Tanjung Jabung Timur, Merangin, Kerinci dan Muaro Jambi.
Kepala BAPPEDA Provinsi Jambi, Ir. H. Ahmad Fauzi, MTP dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk membuat implementasi program berjalan dengan baik, diharapkan adanya perkenalan secara formal melalui pertemuan koordinasi dengan para penerima hibah dengan SKPD yang relevan baik itu di tingkap provinsi dan 4 Kabupaten lokasi Proyek Pengetahuan Hijau.
Dalam acara pertemuan koordinasi ini, MCA Indonesia dan 4 lembaga penerima hibah Proyek Pengetahuan Hijau yaitu konsorsium Petuah, LPEM UI, Green Konsorsium dan Yayasan BaKTI memaparkan tujuan mereka dalam kegiatan yang mendukung Proyek Kemakmuran Hijau di Provinsi Jambi dan 4 Kabupaten secara keseluruhan.
Format pertemuan dibuat dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama digawangi oleh konsorsium Petuah dan LPEM UI. Sedangkan kelompok kedua diisi... read more..
Proyek Kemakmuran Hijau berupaya membantu pemerintah Indonesia untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang berbasis masyarakat untuk menjawab tantangan yang ada sehingga bisa mencapai pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan tata kelola sumber daya alam. Salah satu upaya tersebut dituangkan dalam kegiatan peningkatan kapasitas di beberapa daerah yang menyasar pada kelompok atau organisasi masyarakat khususnya kaum muda.
Kaum Muda Sadar Desa, di Kabupaten Lombok Timur, merupakan salah satu kelompok bentukan masyarakat yang didampingi oleh Konsorsium Hijau. Kegiatan awal yang dilaksanakan adalah dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Pertemuan BAPPEDA Kabupaten Lombok Timur, tanggal 13 November 2015.
Kepala BAPPEDA Kabupaten Lombok Timur dalam sambutannya menekankan agar Kaum Muda Sadar Desa bisa memiliki peran besar dalam pengelolaan sumber daya di tempat mereka. Salah satunya adalah dana desa yang diterima dari pemerintah Pusat. Merupakan potensi yang besar bagi Kaum Muda di Kabupaten Lombok Timur untuk mengelola dan memanfaatkan dana tersebut untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat. Kepala BAPPEDA menganggap bahwa kaum medua merupakan penerus... read more..
Kegiatan Konsorsium Hijau di Kabupaten Lombok Tengah sangat diapresiasi oleh pihak pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Satria Utama, M.Si dalam sambutannya di Lokakarya tingkat Kabupaten yang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2015 bertempat di Aula Bappeda KabupatenLombok Tengah.
Bahkan menurut Pak Lalu Satria Utama, Konsorsium Hijau adalah lembaga pertama dari bagian MCA Indonesia di Kabupaten Lombok Tengah yang sudah memulai program kegiatannya. Diharapkan dapat terjalin komunikasi yang intens antar kedua belah pihak, sehingga bisa saling mengisi demi kemajuan pembangunan daerah.
Bak gayung bersambut, Distric Relation Manager MCA Indonesia Kabupaten Lombok Tengah Ahmad Syarifudin, S.Hut sangat setuju dengan pernyataan tersebut. “Pentingnya konsep Pengelolaan Pengetahuan Hijau kedepan dapat bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk dengan lembaga pendidikan formal maupun informal di desa, serta peningkatan kapasitas dan pengetahuan bagi masyarakat pada hal teknis yang mampu merubah pola pikir masyarakat terhadap krisis sosial ekologi yang menjadi temuan lapangan,” tambahnya.
Acara ini... read more..
Teguhkan Aspirasi Kebangsaan Miftah ThohaIkon konten premium Cetak | 13 Agustus 2015 Ikon jumlah hit 273 dibaca Ikon komentar 1 komentar
Aspirasi ini kembali bergema ketika dua organisasi Islam, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, menyelenggarakan musyawarah nasional dalam waktu yang hampir bersamaan. Kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini semenjak kelahirannya sampai sekarang tidak pernah berhenti menggelorakan dan mengamalkan aspirasi kebangsaan.handining
Aspirasi itu ditujukan untuk kepentingan satu dan kesatuan bangsa Indonesia. Aspirasi kebangsaan di awal kemerdekaan sangat tebal dalam perjuangan para pemimpin dan rakyat Indonesia. Semua pemimpin dan rakyat kita dijangkiti semangat yang terhormat ini. Namun, sekarang dengan semangat menjalankan sistem demokrasi, rakyat dan pemimpinnya terbelah-belah dalam faksi kepartaian yang lebih menonjolkan aspirasi konstituen partai masing-masing.
Semangat menonjolkan kepentingan partai semakin kelihatan ketika terjadi pemilihan kepala daerah yang hanya diwakili satu kandidat. Partai lainnya tidak mendaftarkan calon karena merasa tidak mampu mengalahkan sang calon tunggal. Semangat kalah menang menjadi pertimbangan... read more..
Belajar Berkoperasi dari Negeri JiranDjabaruddin Djohan6 Agustus 2015
Berbeda dengan perkembangan koperasi dinegara-negara sedang berkembang pada umumnya, yang kurang berhasil dalam arti sebagai lembaga ekonomi sosial mandiri,perkembangan koperasi di negara-negara bekas jajahan Inggris menunjukkan tingkat keberhasilan yang jauh lebih baik.
Dengan menggunakan pola yang disebut ”Classical British-Indian Patern”, (pola ini pada awalnya diterapkan di India semasa penjajahan Inggris), pemerintah dengan sadar mengambil prakarsa, khususnya dalam persiapan pendirian koperasi. Mulai dari pendidikan/pelatihan, konsultasi, informasi, hingga fasilitas yang diperlukan; selanjutnya mengawal hingga koperasi benar-benar sudah dapat berfungsi.Begitu koperasi sudahdapat berfungsi, pemerintah segera menarik diri.Pola ini tetap dilanjutkan setelah negara-negara tempat koperasi-koperasi dengan model pembinaan tersebut mencapai kemerdekaannya.
Buah dari pembinaan koperasi dengan pola ini tampak nyata dengan kinerja koperasi-koperasi di bekas jajahan Inggris, seperti India, Singapura, dan Malaysia, yang masing-masing negaraini memiliki koperasi-koperasi yang bertaraf global.
Keberhasilan pengembangan... read more..
"Quo Vadis" Polisi SipilJumat, 31 Juli 2015 | 11:07 WIBKompas.com/SABRINA ASRIL
Oleh: Bambang Widodo Umar
Meskipun Polri telah menjadi sipil, dalam artian tidak menjadi bagian dari militer sesuai Tap MPR Nomor VI/MPR-RI/2000, persoalan relasi antara polisi dan masyarakat dalam paradigma "polisi sipil" masih kabur.
Satjipto (2004) menjelaskan bahwa ide polisi sipil sebagai bentuk kepolisian dalam negara demokrasi sesungguhnya sudah dicanangkan oleh Kapolri pertama, Komisaris Jenderal RS Soekanto. Ide itu menuntut perubahan mendasar wujud kepolisian dari bentuk polisi kolonial menjadi polisi dari suatu negara yang merdeka. Sayang, ide itu belum bisa diwujudkan secara benar sampai hari ini, bahkan di lingkungan kepolisian sendiri ada yang tidak setuju.
Gambaran sekilas ini tentu tak menggembirakan jika dilihat dari upaya membangun kepolisian yang profesional. Terlebih dalam langkah panjang memisahkan Polri dari cakupan struktur, kultur, dan konten militer yang hingga kini masih berupa bayang-bayang ketimbang realitas. Pembaruan yang dilaksanakan elite kepolisian dalam rangka reformasi Polri pun belum sejalan dengan paradigma polisi sipil.
Tampaknya cukup sulit mewujudkan polisi sipil... read more..