BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Perubahan besar dalam cara sekolah dan madrasah Indonesia melakukan perencanaan dan penganggaran

Perubahan besar dalam cara sekolah dan madrasah Indonesia melakukan perencanaan dan penganggaran
Ratna Kesuma

“Sistem telah membantu kami memonitor pelaksanaan kegiatan di sekolah.”

“Rencana sekolah kami telah membaik, dan tidak berubah meskipun kepala sekolah diganti.”

“Sekarang semua pemangku kepentingan dapat mengakses rencana dan anggaran sekolah, menciptakan proses yang lebih transparan dan meningkatkan akuntabilitas.”

Fokus utama program Improving Dimensions of Teaching, Education Management and Learning Environment (ID-TEMAN) kami adalah untuk mendukung pemerintah menjalankan layanan pendidikan, termasuk pengelolaan sekolah. Dan, ini adalah beberapa tanggapan yang kami terima dari para kepala sekolah tentang sistem perencanaan dan penganggaran elektronik yang didukung oleh ID-TEMAN untuk dikembangkan dan diujicoba oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Mengapa dukungan ini penting? Selama 15 tahun terakhir, Indonesia telah memperkenalkan reformasi pendidikan secara menyeluruh dan mandat konstitusi untuk mengalokasikan setidaknya 20% dari APBN untuk pendidikan. Reformasi ini telah diimplementasikan dalam konteks desentralisasi pemerintahan secara umum, yang menempatkan pemerintah daerah, khususnya pemerintah kabupaten dan provinsi, sebagai pelaksana utama layanan pendidikan. Tantangan utama saat ini adalah memastikan bahwa penambahan anggaran belanja mampu mendukung pencapaian hasil belajar yang lebih baik.

 

 

Secara keseluruhan, meskipun sumberdaya untuk sekolah telah bertambah, sekolah masih belum memiliki kemampuan memadai untuk mengelolanya secara efektif. Menurut pedoman pemerintah, sekolah diharapkan menyusun rencana pengeluaran untuk mencapai standar pendidikan nasional dan standar pelayanan minimum dalam ruang lingkup kegiatan mereka, seperti proses pembelajaran dan materi pendidikan. Proses ini mencakup evaluasi mandiri sekolah untuk mengetahui tantangan-tantangan dalam mencapai standar-standar ini, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan rencana dan anggaran tahunan sekolah. Sekolah diharapkan memantau kinerja mereka berdasarkan target ini dan menggunakan data tersebut  untuk membantu menyusun perencanaan tahun berikutnya.

 

 

Studi yang akan diluncurkan Bank Dunia guna mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menemukan bahwa hanya dua pertiga sekolah yang telah menggunakan data sesuai standar nasional untuk perencanaan, dan bahwa sebagian besar sekolah masih menyusun rencana dan anggaran di atas kertas. Hal ini berarti bahwa pemerintah tidak bisa dengan mudah mengakses rencana ini dan memantau kemajuannya. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bank Dunia bekerjasama dengan pemerintah Australia dan mendukung kementerian untuk mengembangkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Elektronik (dikenal sebagai “e-RKAS”) untuk membantu sekolah agar semakin baik dalam merencanakan dan mengalokasikan anggaran sesuai kebutuhan. Sistem ini telah diujicoba beberapa sekolah di provinsi Jawa Tengah dan Bali, juga di kabupaten Gorontalo, Sidenreng Rappang dan Mojokerto

 

 

 

Bagaimana cara kerja sistem ini?

 

 

Prosesnya dimulai ketika sekolah melaksanakan evaluasi mandiri untuk mengetahui nilai mereka sesuai Standar Nasional Pendidikan. Sekolah kemudian menyusun rencana perbaikan dan anggaran berdasarkan hasil evaluasi ini. Misal, jika sekolah mendapat nilai rendah dalam “materi pendidikan” yang termasuk komponen seperti bahan pembelajaran, maka sekolah bisa mengalokasi lebih banyak anggaran untuk bidang ini, sehingga penganggaran lebih sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini juga menyertakan “unit biaya daerah” untuk barang dan jasa sehingga penyusunan anggaran lebih akurat. Unit biaya sesuai standar nasional juga tersedia, tetapi unit biaya sesungguhnya bisa sangat bervariasi antar kabupaten.

 Setelah rencana dan anggaran diunggah, sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten bisa mengakses data rencana sekolah, belanja real-time, dan pengeluaran sekolah pada akhir tahun fiskal. Selain itu, laporan mengenai pengeluaran sekolah juga diterbitkan secara otomatis empat kali dalam setahun, yang membantu mengurangi beban administratis sekolah serta meningkatkan ketepatan waktu dan akurasi laporan.

Rencana memperluas penggunaan sistem elektronik

Setelah uji coba, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan sistem offline sebagian yang juga bisa digunakan sekolah dengan keterbatasan sambungan internet. Saat ini kementerian telah berkomitmen untuk meningkatkan sistem ini secara nasional dengan menyediakan pelatihan tentang perangkat tersebut di tingkat kabupaten, yang kemudian diharapkan bertanggungjawab untuk meneruskan pelatihan kepada sekolah. Kebijakan baru yang diterbitkan dalam Nota Keuangan 2018, dan perluasan direncanakan berjalan pada tahun 2020, namun alokasi anggaran untuk perluasan tersebut merupakan langkah penting berikutnya.

Pergeseran ke sistem yang lebih responsif dan transparan juga sedang dikembangkan untuk Kementerian Agama, yang menyediakan layanan pendidikan formal bagi 8,8 juta siswa – lebih banyak dari jumlah siswa di Malaysia (7,2 juta) dan Peru (6,3 juta). ID-TEMAN mendukung Kementerian Agama melakukan uji coba Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah Elektronik (e-RKAM) di 60 madrasah di Kabupaten Jombang dan Provinsi D.I. Yogyakarta. Dengan anggarannya sendiri, dan didukung bantuan teknis dari Bank Dunia, Kementerian Agama telah melatih 2,000 madrasah di 34 provinsi.

Membangun sistem untuk mendukung perbaikan capaian dalam menyediakan layanan pendidikan sangat penting bagi Indonesia untuk memastikan agar siswa belajar dan dilengkapi dengan keterampilan yang mereka perlukan untuk memasuki dunia kerja saat ini, dan pada akhirnya mendukung upaya pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.

 

Sumber https://blogs.worldbank.org/id/eastasiapacific/perubahan-besar-dalam-cara-sekolah-dan-madrasah-indonesia-melakukan-perencanaan-dan-penganggaran