Pelaksanaan Refleksi KIAT (Kinerja dan Akuntabilitas Guru) Kabupaten Ketapang yang diselenggarakan di Hotel Aston Ketapang menjadi ajang berbagi di antara anggota Tim daerah Ketapang, maupun dari Tim Nasional dan Yayasan BaKTI yang khusus datang mengikuti Refleksi dari tanggal 29 sampai 31 Maret 2017.
Koordinator Lapangan (KL) KIAT Guru kabupaten Ketapang, Handaru selaku penanggungjawab kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan refleksi bukan sekedar mengumpulkan seluruh Tim yang telah bekerja di lapangan sebulan lebih, tapi merupakan ajang konsolidasi bagi Tim untuk menjaga kualitas pelaksanaan program di lapangan, juga untuk menyusun strategi proses dan capaian selanjutnya. “Biasanya kami mengagendakan refleksi setiap bulan, tapi pasca pertemuan di Yogyakarta pada bulan Januari 2017, seluruh Tim disibukkan oleh agenda lapangan untuk mengejar target pencapaian 80% pembentukan KPL hingga akhir Maret 2017, sehingga baru akhir bulan ini bisa direalisasikan,” ungkapnya.
Kegiatan Refleksi diikuti oleh seluruh Tim KIAT Guru Kab Ketapang berjumlah 13 orang yang terdiri dari Koordinator Lapangan (KL) 1 orang, Asisten Administrasi Keuangan (AAK) 1 orang, Petugas Lapangan (PL) 2 orang, dan Fasilitator Masyarakat sebanyak 9 orang. Turut hadir Tim Nasional KIAT Guru dan Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) selaku Mitra Nasional yang mengelola dana hibah program dari World Bank yang dikerjasamakan dengan Kementerian Pendidikan dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Program Rintisan KIAT Guru dilaksanakan di 3 kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, dan 2 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pendampingannya tersebar di 45 desa di 8 kecamatan. Dari jumlah tersebut sampai Maret 2017, sudah 37 Desa yang telah tersentuh program, sementara 8 Desa sisanya akan didampingi di bulan April 2017.
Berbagi cerita, capaian hingga berbagi sepatu
Selain berbagi cerita terkait pengalaman lapangan yang menghasilkan akumulasi pencapaian laporan pelaksanaan program di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten, Tim KIAT Guru Ketapang juga mendapat materi review capaian laporan dan pengisian format laporan oleh Erni Agustini, Monitoring & Learning Specialist; pengembangan strategi fasilitasi Pembentukan KPL dan Penilaian FLG (Formulir Layanan Guru) oleh Senior Community Development Specialist, Gunawan; serta refreshment kebijakan operasional oleh Yulika Sri Sukesi dari Budget and Finance Management Office Tim Nasional KIAT Guru.
Kehadiran Direktur Yayasan BaKTI, Muhammad Yusran Laitupa dimanfaatkan dengan baik oleh Tim Ketapang untuk meminta saran dan masukan bagi perbaikan kualitas program serta pemberian motivasi untuk peningkatan kinerja Tim. Tidak lupa juga BaKTI melalui Monevnya, Rahman Ramlan bertukar pengetahuan terkait penulisan human interest story.
Pelaksanaan refleksi dimanfaatkan juga oleh Tim KIAT untuk menyerahkan fasilitas lapangan berupa Sepatu Boots kepada seluruh anggota Tim Ketapang. Menurut Adid, AAK KIAT Ketapang, bahwa sepatu tersebut diberikan sebagai bentuk perhatian Program kepada tim lapangan yang menghadapi kondisi jalan-jalan di desa lokasi program yang berlumpur dan berdebu.
“Usulan pengadaan Sepatu Boots disampaikan pada saat kegiatan refleksi di Yogyakarta di awal bulan Januari 2017, dengan alasan kebutuhan lapangan Tim yang banyak menghadapi kondisi jalan yang rusak,” ungkap Adid. Diharapkannya, dengan bantuan tersebut seluruh anggota Tim dapat melindungi kaki dan celananya dari debu dan lumpur.
Inisiatif Modifikasi Bentuk Laporan
Ada inisiatif baik dari Tim Ketapang yang membuat laporan perkembangan program dalam bentuk News Letter. Menurut Handaru, ide ini masih taraf uji coba, di mana sebelumnya dibuat dalam bentuk soft file yang kemudian dikirimkan ke stakeholder terkait. “Saya kuatir laporan yang kami kirimkan dalam bentuk soft file ke TKD (Tim Koordinasi Daerah) tidak diperhatikan baik, jadi kami coba buat dalam bentuk cetakan berwarna, tapi bukan news letter sebab kalau bentuk seperti itu ada mekanisme khusus untuk persetujuannya” jelasnya seraya memperlihatkan lembaran berwarna yang memang lebih menarik untuk dibaca dan lebih mudah difahami.
Bulan ini sebanyak 60 buah eksamplar yang dicetak oleh Tim yang rencananya akan dibagikan ke mitra program di kabupaten, kecamatan hingga ke desa. “Harapan kami sederhana, laporan dalam bentuk cetakan ini bisa membantu stakeholder lebih memahami program, dan mengetahui sudah sejauhmana capaian program di lapangan sehingga bisa memberikan perhatian dan dukungan yang dibutuhkan,” harap Adid, AAK KIAT Guru Ketapang menambahkan.
*RR_BaKTI_for_KIATGuru*