Kelompok Pengguna Layanan (KPL) Desa Warloka, Kecamatan Komodo Kab. Manggarai Barat menggelar Pertemuan Penilaian Bulanan yang kedua di Sekolah SDI Warloka, pasca jam belajar anak, Rabu (3/5). Pendampingan fasilitasi di SDI Warloka menggunakan pendekatan 2 yang dilengkapi KIAT Kamera.
Pertemuan bulanan diikuti oleh seluruh anggota KPL berjumlah 9 orang, serta dari pihak sekolah yang diikuti oleh Kepala Sekolah dan Guru-guru. Turut hadir membuka kegiatan dari Perwakilan Pemerintah Desa Warloka yang diwakili oleh Kepala Dusun setempat, serta dari Tim BaKTI, Rahman Ramlan. Proses fasilitasi dilakukan oleh Kader Desa didampingi FM Septiani Solfriyansi Maro & FM Juli Marice Manihuruk, dan PL Yoseph Lega Laot -Tim KIAT Guru Kab. Manggarai Barat.
Pertemuan penilaian diawali dengan pengumpulan dokumen pendukung oleh Kader Desa bersama FM KIAT Guru. Dokumen pendukung yang dikumpulkan antara lain adalah Daftar Hadir Guru (DHG); FPKG, rekapan dokumentasi KIAT Kamera; buku Jurnal harian mengajar guru; catatan perkembangan anak; surat-surat keterangan (ijin, sakit,dll); serta buku-buku PR anak yang diberi nilai. Setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan tersedia, proses penilaian dilakukan dengan menggunakan Formulir Pencocokan Kehadiran Guru. Yang menarik, peserta pertemuan didominasi oleh kaum Perempuan. Dari 18 peserta yang hadir plus 3 orang dari Tim KIAT Guru. Terdapat 11 orang perempuan yang berasal dari KPL sebanyak 6 orang, dan guru perempuan sebanyak 5 orang.
Setelah dilakukan pengisian FPKG oleh KPL, selanjutnya para Guru dan Kepala Sekolah bergabung untuk mengkonfirmasi indikator penilaian kesepakatan melalui pengisian FLG (Formulir Layanan Guru dan Kepala Sekolah). Ada 5 indikator layanan Guru dan Kepala Sekolah yang dinilai, yaitu : 1) Ketepatan waktu kehadiran dan kepulangan; 2) Metode Pembelajaran; 3) Tidak melakukan kekerasan fisik kepada anak; 4) Mengajar sesuai jadwal pelajaran; dan 5) Pemberian remedial dan kegiatan Pramuka. Setiap indikator kemudian diberikan nilai gambaran oleh KPL setelah mengkomfirmasi gambaran layanan kepada masing-masing guru.
Hal yang berbeda pada proses penilaian di SDI Warloka adalah para anggota KPL yang hadir masing-masing diberikan tugas untuk menilai satu orang guru. Kebetulan jumlah guru di SDI Warloka sama dengan jumlah anggota KPL masing-masing sebanyak 9 orang. Misalnya anggota KPL yang memiliki anak di kelas 1, maka dia akan berdiskusi dengan guru kelas 1, demikian pula yang lainnya, terkecuali guru agama dan Kepala Sekolah. Proses ini bukan hanya membuat anggota KPL lebih fokus pada penilaian, tapi dapat juga melahirkan interaksi yang positif antara guru dan orang tua murid.
Mengapresiasi proses penilaian yang berlangsung, Kepala Desa Warloka yang diwakili Kepala Dusun, Ibrahim menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh anggota KPL yang telah meluangkan waktu menggelar pertemuan penilaian. “Kebersamaan untuk pendidikan anak-anak kita di Desa ini harus terus dijaga oleh Pemerintah, Masyarakat, orang tua murid dan pihak sekolah. Khusus kepada guru-guru kami harapkan dapat menjaga komitmen melaksanakan hasil kesepakatan” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah SDI Warloka, Bapak H. Mohammad Raila yang telah belasan tahun menjadi Kepala Sekolah menyampaikan komitmennya bersama guru-guru untuk terus menjaga konsistensi mengikuti aturan utamanya kedisiplinan. “Kita telah bersepakat untuk datang lebih pagi, memulai pelajaran Jam 7, dan pulang jam 12. Jadi, mari kita taati kesepatan ini sebab juga menjadi contoh bagi anak-anak kita,”harapnya.
Pada kesempatan tersebut, FM Septiyanti juga memaparkan Janji Layanan Masyarakat yang mendorong agar orang tua murid lebih peduli pada anak-anaknya, khususnya penyiapan sarapan pagi, kelengkapan sekolah, dan pendampingan pengerjaan PR anak di rumah, serta pencegahan kekerasan pada anak. Hal yang menarik dari diskusi itu adalah para orang tua sudah memberikan informasi kepada sekolah bila ada anaknya yang tidak hadir karena sakit atau bepergian. Hal yang perlu mendapat perhatian juga adalah masih ditemukannya PR anak tidak diketahui (paraf) oleh orang tuanya.
Demikianlah bagaimana kaum perempuan di SDI Warloka begitu partisipatif memperhatikan masa depan pendidikan anak-anak di desanya.