BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Semangat Nasionalisme di Pelosok Negeri

 

Perjalanan pagi hari ini, 17 Agustus 2017 menuju ke salah satu desa terpencil untuk Bersama-sama mengibarkan sang saka merah putih di pelosok, di tengah-tengah perjalanan yang cukup jauh dari pemukiman warga terlihat pintu gerbang yang terlukis indah nan bertuliskan “DIRGAHAYU RI KE 72” dengan background merah putih. Ketika itu, sesaat berhenti dan seolah tidak percaya di pedalaman ada tangan-tangan kreatif yang bisa berkarya begitu indah yang sengaja dibuat sebagai persembahan menyambut hari ulang tahun kemerdekaan dan melalui tulisan itu menunjukkan wujud kecintaanya kepada NKRI. Rasa kagum terus mengiringi perjalanan, dimana ketika sampai di tempat upacara melihat gerbang sekolah dasar (SDN 10 Sebadok) yang lukisannya tidak kalah saing dari gerbang yang dijumpai sebelumnya.

 

Di desa ini ada dua sekolah yang menjadi sasaran program rintisan KIAT Guru yaitu SDN 10 Sebadok dan SDN 18 Temahar di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.Peserta yang mengikuti upacara kemerdekan dari berbagai unsur di tingkat desa, baik aparatur desa, tokoh-tokoh, kelompok-kelompok yang ada di desa, seluruh pihak sekolah (siswa, guru dan kepala sekolah) yang ada di desa, KPL (Kelompok Pengguna Layanan) Pendidikan dari dua sekolah maupun warga masyarakat biasa. Saat memasuki lapangan upacara terlihat beberapa pleton dari berbagai unsur yang sudah berbaris rapi dan tertib mulai dari barisan anak-anak sekolah sampai orang tua masyarakat biasa, mereka ingin menunjukkan rasa bangga dan antusias untuk menghormat bendera merah putih sebagai wujud nasionalisme yang tinggi dari pelosok negeri. Yang tidak kalah pentingnya adalah kebanggaan orang tua saat melihat anak-anak mereka yang berani tampil menjadi pengibar bendera di tengah-tengah umum.

Upacara kemerdekaan berjalan sangat khidmat dimana sebelumnya sudah dilakukan gladi dan juga adanya pembagian tugas yang dilaksanakan penuh tanggung jawab, misalnya kepala desa sebagai inspektur upacara, babinkamtibmas menjadi komadan upacara, kader desa bertugas sebagai protokol, koordinator KPL pembaca doa, sebagian anggota KPL menjadi pemimpin pleton. Begitu juga saat amanat upacara terasa lebih khidmat lagi ketika inspektur upacara menyampaikan pesan-pesan moral mulai dari konsep kemerdekaan, sosial masyarakat sampai konsep pentingnya pendidikan. Kita merdeka dari penjajahan sudah 72 tahun, untuk meraih kemerdekaan itu penuh dengan korban dan cucuran darah para pahlawan, sekarang bagaimana kita mengisi kemerdekaan ini supaya merdeka dari segalanya, artinya bukan hanya merdeka dari para penjajah melainkan juga kemerdekaan yang diukur
dengan kemakmuran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Inspektur upacara Ändri Nobertho lebih lanjut menyampaikan, desa temahar ini sangat melimpah akan sumber daya alamnya yang apabila dikelola dengan baik maka tidak ada masyarakat temahar yang belum makmur, agar dapat terkelola dengan baik tentunya harus dikelola oleh orang-orang yang terdidik. Kalau mau jadi petani jadilah petani yang terampil, lagi-lagi butuh pendidikan. Jadi, kesimpulannya sebenarnya kita tidak miskin sumber daya alam hanya saja pendidikan yang masih terbatas. Tutur Bertho sapaan akrab kades Temahar. Kurang lebih 1 jam waktu dihabiskan, dalam kesempatan amanat upacara tersebut kades temahar menyampaikan banyak hal termasuk pengentasan kemiskinan.

 

 

Sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan, pemerintah pusat hadir di tengah-tengah desa kita melalui TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) dengan Program KIAT Guru, ini sebuah kesyukuran buat kita semua mendapat perhatian dari pemerintah pusat untuk bersama-sama memperbaiki pendidikan dan sudah kita melihat perubahan-perubahannya, namun perubahan sesungguhnya akan kita rasakan 10 sampai 20 tahun ke depan, sebab ini tidak instan. Jadi, saya berharap mari kita sama-sama perbaiki yang belum baik, dan kita ciptakan kerja sama yang baik untuk mendorong pendidikan di desa kita agar menghasilkan generasi emas dan mungkin sebagian dari mereka inilah, bisa jadi ke depan menggantikan saya sebagai inspektur upacara. Kerjasama yang diharapkan caranya sangat sederhana, orang tua peduli dengan pendidikan anakanya, pihak sekolah memberikan layanan terbaik dan pemerintah desa memberikan dukungan tanpa membeda-bedakan. Saya kira kalau ini terbangun dengan baik, desa kita akan lebih maju pendidikannya. Tutup Inspektur upacara.

Penulis: 
Juharita Juhar
Wilayah: 
Jabatan: 
Fasilitator Masyarakat