SDI Bea Nanga, Potret Lembaga Pendidikan Ramah Anak
Memasuki lokasi SDI Bea Nanga di Desa Lamba Keli Kecamatan Lamba Leda, kami langsung disambut dengan pagar sekolah yang terbuat dari bambu, di tata sedemikan rupa serta di cat warna merah putih berjajar rapi mengelilingi sekolah. Ada tulisan besar di papan kayu "SDI Bea Nanga", di atasnya ada tulisan "Dirgahayu RI ke 73" terbuat dari gelas bekas wadah air mineral yang dirangkai membentuk kalimat.
Keluar dari kendaraan kami langsung disambut siswa berseragam merah putih, bersahut sahutan mengucapkan selamat datang sambil mendekat dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Anak anak yang nampak riang gembira, terlihat senang berada di sekolah.
Kami kemudian menuju kantor, mengikuti prosesi kepok sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan terbaik atas kehadiran kami di sekolah dan desa. Selesai prosesi kepok kami diarahkan menuju ruang pertemuan, disana sudah berkumpul sekitar 30 orang yang akan mengikuti proses pelaksanaan penetapan hasil penilaian bulanan.
Disela sela pertemuan, saya sesekali keluar ruangan untuk melihat secara keseluruhan kondisi sekolah yang berjarak sekitar 4 jam dari kota kabupaten, harus melalui gunung dan menuruni lembah ini terlihat sangat bersih, terdapat taman taman kecil karya siswa dan guru di depan setiap kelas, foto foto kegiatan sekolah, karya tulis siswa tentang kemerdekaan dan gambar hasil lomba mewarnai siswa yang ditempel berjajar rapi di Mading sekolah.
Sekitar pukul tiga sore hari, nampak beberapa siswa berkumpul di belakang sekolah, menimba air sambil bersenda gurau, ternyata mereka sedang tugas piket untuk menyirami bunga yang mereka tanam di taman halaman depan kelas masing masing.
Menurut Elfrida Jerahi, pagar sekolah itu merupakan hasil kerjasama sekolah dan masyarakat, sementara tulisan Dirgahayu RI ke 73 merupakan karya siswa. Kami tidak menyangka kalau siswa kami ternyata bisa membuat karya seperti itu.
Sebelum peringatan kemerdekaan kemarin, kader desa dan KPL datang ke sekolah mereka mengusulkan lomba bersama, maka jadilah ada lomba mewarna, membuat karya tulis, kelereng dan lain lain, hasilnya kami tempel di Mading sekolah agar anak anak senang.
Sejak ada KIAT Guru kami menjadi sadar, bahwa mungkin seperti inilah tugas guru yang sebenarnya. Dukungan KPL, Kader Desa, Pemerintah Desa dan Kecamatan membuat kami semakin sadar bahwa mendidik anak itu bukan hanya tugas kami di sekolah saja, tetapi semua harus terlibat dan mengambil peran.
Di sekolah ini kalau kami para guru sedang rapat, anak anak tidak kami pulangkan awal. Mereka kami arahkan ke perpustakaan sekolah untuk membaca di awasi oleh penjaga sekolah, kalau capek mereka bermain dulu baru kemudian ke perpustakaan lagi sampai kami selesai rapat atau waktunya mereka pulang.
Sekarang ini anak anak dari sekolah kami sudah langganan memperoleh juara saat mengikuti lomba di Kabupaten, bahkan beberapa kali mewakili untuk ikut lomba di tingkat provinsi. Kami berharap kondisi seperti ini bisa terus bertahan dan meningkat sekalipun nanti KIAT Guru sudah tidak bersama kami lagi di sini, ungkap kepala sekolah tersebut mengakhiri percakapan bersama kami.
SDI Bea Nanga memang berada jauh di pelosok Kabupaten Manggarai Timur, namun berkat kerja sama yang baik, antara sekolah dan masyarakat, didukung oleh pemerintah desa, sekolah ini mampu tumbuh menjadi sekolah yang menyenangkan dan ramah bagi siswa, kondisinya bersih, rapi dan menjadi langganan dalam mengukir prestasi siswanya.