BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

KIATGuru Hadirkan Tata Kelola Lingkungan Sekolah yang Partisipatif

Ya'ruba'i, Sekcam Air Besar, Kab Landak

 

“Program KIAT Guru adalah program yang sangat mulia, menyentuh hati nurani baik pada pelaku maupun warga sasaran,” demikian tanggapan dari pak Ya’ruba’i, Sekretaris Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak saat ditemui pasca pembukaan Pelatihan Tes Cepat Kemampuan Dasar Murid Kecamatan Air Besar yang dilaksanakan di Aula SDN 08 Sepangah (21/7).

 

Menurut pak Ya’ruba’i, tingkat pendidikan warga di kecamatan Air Besar sangat rendah, sehingga kehadiran KIAT Guru mampu menggugah semangat semua pihak untuk berpartisipasi dalam penanganan masalah pendidikan. Dari 16 desa di wilayah kecamatan air besar, ada 8 desa yang menjadi lokasi program KIAT Guru, di mana ada 11 SD yang didampingi.

 

Selama menjadi Sekretaris Kecamatan Air Besar, dia telah mengunjungi seluruh desa yang menjadi lokasi Program KIAT Guru, dan melihat langsung proses pendampingan yang partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam pembangunan pendidikan di desa. “Saya tak pernah absen menghadiri kegiatan KIAT Guru baik di kecamatan dan di desa, mulai dari masa sosialisasi, pembentukan Kelompok Pengguna Layanan (KPL), sampai pada Kesepakatan layanan antara sekolah dan masyarakat,” ungkapnya.

 

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi bersama masyarakat, perubahan yang paling terlihat pada tata kelola lingkungan sekolah, perubahan perilaku guru dan murid, serta kepedulian masyarakat dan orang tua. 

 

“Perubahan pada masyarakat mungkin tidak terlihat secara fisik atau materi, tapi keikutsertaan masyarakat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih yang nyata terlihat,”akunya. “Masyarakat makin peduli pada sekolah, dan timbul kesadaran bahwa persoalan sekolah bukan hanya tanggung jawab kepala sekolah dan guru, tapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat,” tambahnya.

 

Sementara perubahan yang terjadi pada Kepala Sekolah dan Dewan Guru, terlihat dari kedisiplinan dan frekuensi kehadiran guru-guru. KIAT Guru memberi kesempatan masyarakat dan pengajar untuk menyepakati janji layanan. Dan kesepakatan itulah yang dievaluasi setiap bulan.

 

“Saya berharap sekolah KIAT Guru menjadi contoh bagi sekolah lain di desa. Sebab di Desa ada beberapa sekolah yang tidak didampingi. Kami akan meminta Desa untuk mendorong sekolah lainnya juga melakukan hal yang sama dengan sekolah KIAT Guru.” Alasannya, di sekolah KIAT Guru sudah terbukti ada perubahan.

 

Pak Ya’ruba’i juga bercerita bagaimana tantangan awal ikut meyakinkan manfaat program KIATGuru. “Saya tahu, ada beberapa sekolah yang awalnya merasa terbebani dengan pengawasan oleh masyarakat melalui KPL, tapi saya terus memberi pengertian dan pemahaman, bahwa program ini untuk kebaikan bersama. Di mana orang tua di rumah juga mulai peduli pada anak-anaknya. Selain itu, anggota KPL juga bisa belajar secara non formal untuk mengetahui cara mendidik anak yang benar tanpa kekerasan, dan tidak membebani pekerjaan berat di rumah,” ceritanya.

 

Pada kesempatan berikut saat program KIAT Guru berakhir, Pemerintah kecamatan akan melakukan monitoring bersama UPTD Pendidikan beserta Pemerintah Desa, minimal sekali sebulan. “Kami di pemerintahan kecamatan telah memikirkan bagaimana model pengembangan dan pengawasannya. Perlu ada pertemuan khusus untuk membahas keberlanjutan ini, yang melibatkan pemerintah desa, perwakilan Dinas pendidikan, dan dari Tim KIATGuru,” jelasnya.

 

Saat ini, Pemerintah Kecamatan terus mendorong agar Pemerintah Desa mengalokasikan anggaran operasional bagi KPL dan Kader. Namun di satu sisi, dia juga berharap kiranya masyarakat tetap merawat semangat gotongroyongnya untuk mendukung penciptaan lingkungan sekolah yang tertib dan nyaman.


Penulis: 
Abd Rahman Ramlan
Wilayah: 
Jabatan: 
Monev