BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Survei Ketimpangan Sosial Menurut Persepsi Warga Tahun 2017

Survei Ketimpangan Sosial Menurut Persepsi Warga Tahun 2017

INFID

Summary: 

Sejak awal tahun 2017, berbagai media massa memberikan tingginya ketimpangan di Indonesia dan termasuk yang terburuk di dunia. Sinyalemen itu sesuai juga dengan apa yang ditemukan Internatonal NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dalam survei ketimpangan sosial menurut persepsi warga, yang diluncurkan di Jakarta pada 8 Februari 2018.

Di tahun 2017, INFID melakukan pengukuran penilaian warga mengenai ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia selama tahun 2016/2017. Hasil survei ini menunjukkan ada kenaikan ketimpangan sosial menurut warga. Indeks ketimpangan yang diperoleh lebih baik dari tahun sebelumnya. Indeks ketimpangan berubah dari 4,4 menjadi 5,6. Artinya setiap warga menilai ada 5-6 ranah yang timpang di Indonesia. Indeks ketimpangan di tahun 2017 tergolong tinggi.

Secara keseluruhan, 84% responden (dari total sampel 2250 orang) mempersepsikan adanya ketimpangan setidaknya pada satu ranah. Bisa dikatakan, 8 dari 10 warga Indonesia mempersepsi adanya ketimpangan. Peningkatan ketimpangan sosial ini mengindikasikan belum adanya usaha yang signifikan dalam mengatasi ketimpangan di berbagai ranah. Evaluasi terhadap usaha penanganan masalah ketimpangan di Indonesia perlu dilakukan secara sistematis agar dapat dilakukan perbaikan yang tepat sasaran.

Penghasilan dirasakan oleh warga sebagai ranah yang paling timpang dan paling besar peranannya dalam menghasilkan ketimpangan sosial. Ketimpangan penghasilan berdampak pada ketimpangan pada kepemilikan rumah dan harta benda, pendidikan dan kesehatan. Pengaruh ketimpangan penghasilan terhadap ketimpangan sosial keseluruhan paling besar. Ketimpangan dalam kesempatan mendapatkan pekerjaan merupakan ranah kedua yang dianggap paling timpang dan menjadi faktor terbesar dalam menghasilkan ketimpangan sosial.

Ketimpangan merata di wilayah Indonesia: Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Di Indonesia bagian timur ketimpangan lebih tinggi dari wilayah lainnya. Selain itu, diskriminasi juga dipersepsi oleh warga baik di Indonesia bagian barat, tengah maupun timur. Persepsi pengalaman diskriminasi lebih tinggi di Indonesia bagian timur dan Sumatra, bila dibandingkan dengan rata-rata (seluruh Indonesia). Warga juga menilai masih terjadinya diskriminasi terhadap perempuan. Persepsi ketimpangan gender lebih tinggi di wilayah Indonesia Bagian Timur dibandingkan dengan wilayah Indonesia Bagian Barat. Dua aspek yang dinilai paling timpang di antara laki-laki dan perempuan adalah kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

Topik: 
Rating: 
No votes yet