BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Sekolah Penggerak

Merintis Lahirnya Sekolah Penggerak di Asmat

Syuru adalah kampung yang terletak di perbatasan selatan kota Agats, ibu kota Asmat. Dulunya Syuru merupakan bagian dari kampung Asuwets sebelum dimekarkan pada tahun 2012 menjadi tiga kampung, yakni: Kampung Syuru, Kampung Asuwets dan Kampung Kaye.
Berjarak sekitar 10 menit jalan kaki dari pusat Kota Agats, kampung ini juga sama seperti daerah lain di wilayah kabupaten Asmat. Dibangun diatas rawa, berlumpur dan terpengaruh dengan pasang surut air laut. Kampung ini bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan motor listrik, satu-satunya moda transportasi yang ada di kota Agats.
Sebagian besar anak-anak dari ketiga kampung ini bersekolah di SD Inpres Syuru. Sekolah ini terletak di pinggir jalan utama tidak jauh dari perbatasan antara Kampung Syuru dan Kota Agats. Letak sekolah ini cukup strategis. Apabila orang berkunjung ke Syuru, akan dapat langsung melihat bangunan sekolah yang memiliki halaman luas yang terbuat dari papan.
Sekilas, sekolah ini tidak nampak berbeda dari sekolah-sekolah lain di Kota Agats. Papan nama sekolah tampak suram dimakan usia. Demikian halnya, papan Gugus Depan Pramuka hampir patah. Kamar WC untuk siswa juga rusak parah. Ruang perpustakaan masih dipenuhi tumpukan buku berdebu ditambah beberapa peralatan rusak. Visi-Misi Sekolah belum dipublikasikan dan hasil-hasil prakarya siswa belum dipajang di ruang kelas.
Sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini, memiliki 423 siswa yang terdiri dari 212 siswa laki-laki dan 219 siswa perempuan. Padatnya pemukiman di 3 kampung tersebut menyebabkan banyaknya jumlah murid tersebut. Hal ini juga terlihat dari jumlah kelas parallel. Misalnya saja untuk kelas 1 terdapat 4 kelas paralel dengan jumlah 30-40 murid setiap kelas. Jumlah murid yang cukup banyak ini tidak sebanding dengan jumlah kelas yang ada. Sehingga beberapa kelas harus masuk secara bergantian di kelas pagi dan kelas siang.
Itu kondisi sebelum tahun 2017. Guru-guru SD Inpres Syuru sudah lama berupaya memperbaiki keadaan sekolahnya. Impian untuk melakukan perubahan tata kelola dan perbaikan fisik SD Inpres Syuru terjawab tatkala sejak Maret 2017 KOMPAK-LANDASAN II hadir di Agats, Asmat. Melalui perjumpaan dan diskusi, kerinduan kuat untuk memperbaiki SD Inpres Syuru menemukan jalannya.

Semangat Perubahan
Pada bulan Mei 2017, tiga orang guru dari SD Inpres Syuru, yaitu: Kepala Sekolah, Abraham Yakairem, guru senior, Susilo dan operator sekolah merangkap guru Bahasa Inggris, Amaranta Letsoin, mengikuti pelatihan SPM (Standar Pelayanan Minimal), MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan persiapan akreditasi yang dilaksanakan oleh Program LANDASAN II di Kantor Pusat Pembinaan Pastoral Keuskupan Agats. Usai mengikuti kegiatan tersebut, Kepala Sekolah mengajak guru-guru mengadakan pertemuan dan membahas perkembangan sekolah.
Hal pertama yang dilakukan adalah membentuk Tim Akreditasi untuk persiapan akreditasi Sekolah. Tim akreditasi inilah yang mempersiapkan segala kelengkapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah.
Guru-guru dikelompokkan dan diberi tugas untuk menyelesaikan 8 Standar Nasional Pendidikan untuk Akreditasi. Kedelapan Standar Nasional Pendidikan itu mencakup:
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana & Pra-Sarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian
Selanjutnya masing-masing kelompok menyusun dan melengkapi dokumen-dokumen sekolah berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan tersebut. Maka disusun dan diselesaikanlah Dokumen Rencana Sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS), Laporan Keuangan Sekolah, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masing-masing guru, Dokumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dan sebagainya.
Komite Sekolah juga direvitalisasi. Ketika LANDASAN II menyelenggarakan pelatihan MBS, Ketua Komite Sekolah juga turut hadir bersama kepala kampung. Setelah pelatihan MBS Komite Sekolah bertambah lebih aktif melakukan pertemuan dan memberikan masukan terhadap proses belajar-mengajar dan pembangunan sekolah.
Berbagai perubahan setelah itu mengikuti. Infrastruktur sekolah mulai diperbaiki. Papan Visi-Misi Sekolah, papan nama sekolah, papan Gugus Depan (Gudep) Pramuka dipasang di tempat-tempat yang ditentukan. Sarana penunjang proses belajar juga diperbaiki. WC siswa dan WC guru direnovasi dan mulai dikelola dengan baik sehingga bersih dan nyaman untuk digunakan.
Perpustakaan, Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) serta Kantin juga direnovasi dan dibangun. Pembangunan ini bertujuan agar siswa dapat mengakses bahan-bahan bacaan di Perpustakaan yang dapat menunjang kegiatan belajar di kelas. Adanya Kantin dan Unit Kesehatan Sekolah juga memungkinkan siswa memperoleh makanan sehat dan mendapatkan akses layanan pemeriksaan kesehatan berkala dari Unit Kesehatan Sekolah.
Ruang kelas pun dibuat lebih nyaman. Guru-guru mengarahkan siswa untuk menghias kelas dengan hasil prakarya siswa. Karena ruang kelas lebih nyaman maka proses belajar-mengajar pun menjadi menarik.

Kerja Keras yang Berbuah Manis
Pada bulan Oktober 2017, SD Inpres Syuru mendapatkan perubahan akreditasi, dari yang sebelumnya C menjadi A. Akreditasi A ini merupakan hasil perjuangan yang keras dan tekun dari semua pihak: guru-guru, Komite Sekolah dan Kampung. Masing-masing guru menceritakan kesiapannya menjelang tim survey akreditasi mendatangi SD Inpres Syuru. Siang dan malam guru-guru memeriksa kembali semua dokumen sekolah dan kesiapan fasilitas fisik sekolah. Ada yang harus masuk rumah sakit karena keletihan. Kerja keras tersebut akhirnya mendapatkan imbalan yang setimpal.
Semua perubahan tersebut tidak lepas dari dampingan KOMPAK-LANDASAN II. “Setiap hari teman-teman dari program KOMPAK-LANDASAN datang ke sekolah dan melihat apa saja yang telah berubah. Kami dari pihak sekolah merasa bertanggung jawab untuk terus bekerja. Jadi misalnya hari ini kami mulai melakukan pengecetan, besoknya papan-papan yang rusak sudah mulai diganti’, ungkap Ibu Amaranta, Guru Bahasa Inggris, SD Inpres Syuru.
Perbaikan tata kelola yang berujung pada perubahan akreditasi ini merupakan mimpi semua guru. Menurut Susilo, “Sekolah dasar harus menata sekolahnya supaya bisa terakreditasi sehingga Kepala Sekolah bisa menandatangani ijazah siswa. Ini menyangkut harga diri sekolah juga. Masakan sekolah lain yang mengajar anak, sekolah lain yang memberikan ijazah? Selain itu akreditasi juga mendorong tata kelola sekolah menjadi lebih baik sehingga para siswa bisa memperoleh pendidikan berkualitas."
Dampak positif lain yang dirasakan adalah meningkatnya prestasi murid-murid. Pada tanggal 20 November 2017, SD Inpres Syuru tampil sebagai juara umum pada Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat SD se-Kabupaten Asmat. Mereka juga mendapatkan juara pertama pada lomba pidato, menggambar dan sepak bola.
Kini, SD Inpres Syuru menjadi sekolah rujukan untuk kawasan Papua, satu-satunya dari kabupaten Asmat yang menjadi rujukan. Kepala sekolahnya telah mengikuti pelatihan sekolah rujukan di Jayapura dan Surat Keputusan (SK) dari pemerintah pusat telah keluar untuk SD Inpres Syuru sebagai sekolah rujukan. Dengan berubahnya sekolah ini menjadi sekolah rujukan, memberikan kesempatan bagi SD Inpres Syuru untuk mendapatkan bantuan ruangan kelas, lab praktikum, peralatan praktikum dalam informasi teknologi dan juga ilmu pengetahuan alam (IPA). Kepercayaan masyarakat juga semakin meningkat kepada sekolah dan termotivasi untuk memasukan anak-anaknya untuk bersekolah di SD Inpres Syuru.

Informasi Kegiatan
Kategori: 
Pendidikan
Propinsi: 
Papua
Informasi Kontak: