BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Sosialisasi Renstra dan Pembentukan Pokja Menuju Eliminasi Malaria

BaKTI-UNICEF  bersama Pemerintah Kota Tidore Kepulauan Mengadakan Sosialisasi Renstra dan Pembentukan Pokja menuju Eliminasi Malaria

Kota  Tidore Kepulauan, 24-25 Maret  2015

Penyakit malaria sebagai penyakit endemis di Kota Tidore Kepulauan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Insidensi penyakit malaria atau API (Annual Paracyte Incidence) di Kota Tidore pada periode tiga tahun terakhir tercatat sebesar 10,8 per seribu penduduk pada tahun 2010; 8,6 per seribu penduduk pada tahun 2011; dan 8,2 per seribu penduduk tahun 2012 (sumber, Renstra Pengendalian Malaria 2014-2018, tahun 2013).

Data kasus 2011-2012, wilayah puskesmas dengan endemis tinggi adalah wilayah puskesmas Payahe, Akelamo, Ome dan Talagamori. Wilayah endemis sedang adalah wilayah puskesmas Galala dan Lifofa serta endemis rendah adalah Soa-sio, Tomalau dan Tosa. Dari grafik diatas juga menggambarkan bahwa rata-rata kasus lebih banyak berada di wilayah daratan Halmahera (Payahe, Akelamo, Talagamori, Galala dan Lifofa). Di wilayah Pulau Tidore yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah wilayah puskesmas Ome.

Berdasarkan kondisi di atas, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan telah menyusun rencana strategis (Renstra) dalam rangka pengendalian dan pemberantasan malaria. Pengendalian penyakit malaria merupakan bagian dari upaya pengendalian penyakit menular yang berdampak terhadap penurunan angka kematian bayi, balita dan ibu hamil,  meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta memberi dampak positif terhadap pariwisata.  Dokumen renstra tersebut telah disusun pada tahun 2013, namun baru disosialisasikan pada Maret 2015.  Kegiatan sosialisasi renstra dikatikan dengan pembentukan Kelompok Kerja menuju eliminasi Malaria.

Sosialisasi Renstra Malaria dan Pembentukan Pokja menuju eliminasi Malaria dilaksanakan pada tanggal 24-25 Maret 2015, diikuti oleh 25 orang peserta. Laki-laki 11 orang, perempuan 14 orang.  Mereka berasal  dari berbagai sektor ( Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, PU, Bappeda, Pariwisata, Koperindag, PKM, Rumah Sakit, dan SKPD terkait lainnya. Turut hadir mendukung proses Sosialisasi Renstra dan Pembentukan Pokja eliminasi Malaria dr. Ria (Unicef Makassar) dan Tim BaKTI ( Nirwana Anar dan Arafah).

Penyusunan renstra pengendalian Malaria secara khusus diharapkan menjadi arah dan pedoman untuk meningkatkan upaya penurunan angka kesakitan, kematian serta upaya peningkatan kualitas pengendalian. Kemudian secara umum; Tercapainya Eliminasi Malaria di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2020 secara bertahap:

  1. Penurunan kasus malaria sebesar 40 % dicapai pada tahun 2015
  2. Penurunan kasus malaria sebesar 60 % dicapai pada tahun 2016
  3. Penurunan kasus malaria sebesar 80 % dicapai pada tahun 2017
  4. Penurunan kasus malaria sebesar 99% dicapai pada tahun 2018

 Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut di atas beberapa kebijakan dan strategi yang telah disusun antara lain sebagai berikut;

 Kebijakan:  

  1. Pencegahan penularan malaria  melalui :  pengelolaan lingkungan, distribusi kelambu LLIN (Long-Lasting Insecticide Net), penyemprotan rumah/IRS, pemasyarakatan tanaman tidak disukai nyamuk.
  2. Kerjasama Lintas Sektor, Lintas Program, swasta dan masyarakat dalam  Malaria Center.
  3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan surveillans migrasi.
  4. Pengembangan sistem informasi  malaria berbasis Web dan GIS.
  5. Diagnosa malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau Rapid   Diagnostic Test
  6. Pengobatan Lini I dengan derivate Artemisinin-based Combination Therapy (ACT)

 Strategis:

  1. Memperluas cakupan dan peningkatan kualitas penemuan kasus dan pengobatan penderita
  2. Meningkatkan kegiatan untuk pengendalian vektor secara terpadu lintas program dan lintas sektor.
  3. Memfokuskan upaya pengendalian faktor risiko untuk mencegah terjadinya KLB dan menurunkan jumlah daerah endemis malaria dengan melibatkan Lintas Program dan Lintas Sektor
  4. Meningkatkan kualitas sistim kewaspadaan dini dengan menjamin ketersediaan data yang cepat, tepat dan akurat berbasis masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan upaya eliminasi malaria
  5. Meningkatkan kerja sama dan profesionalisme pelaksana program di jajaran kesehatan dan lintas sektoral dalam wadah malaria center.
  6. Meningkatkan advokasi kepada pihak legislatif untuk mendukung upaya eliminasi malaria.

Rencana Strategi Pengendalian Malaria  2014 – 2018 yang telah berhasil dirumuskan dalam dokumen ini mencerminkan komitmen kerjasama, koordinasi dan integrasi unit – unit beserta lintas sektor dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan untuk mencapai tujuan program pembangunan nasional dibidang penyakit menular.     Walaupun penyusunan renstra ini dilakukan melalui proses pelibatan pihak – pihak yang terkait dalam penyelenggaraan penyakit malaria, namun tetap dokumen ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan baik di Provinsi maupun ke Puskesmas serta paling penting adalah stakeholder dan mitra potensial di kabupaten.

 Rekomendasi:

  • Rencana strategi ini dapat dikaji ulang untuk penyesuaian yang diperlukan, mengingat terjadi perubahan kondisi dan keadaan di Kota Tidore Kepulauan.
  • Perlu pertemuan koordinasi lintas sektor terkait sehingga eliminasi malaria dapat terwujud.
  • Penguatan dan Peningkatan kapasitas  Sumber daya manusia bagi Pokja Menuju Eliminasi Malaria.

 

 (Arafah: Program Officer BaKTI-UNICEF)

Related-Area: