BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Kemitraan Pangan dan Maritim Didorong

POLANDIA-INDONESIA
Kemitraan Pangan dan Maritim Didorong
Ikon konten premium Cetak | 17 April 2015

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Republik Polandia membuka peluang kerja sama dan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan Indonesia. Beberapa peluang yang ditawarkan itu antara lain di sektor pangan, peralatan kesehatan, dan pembangunan galangan kapal.

Hal itu mengemuka dalam Konferensi "Made in Poland" di Jakarta, Kamis (16/4). Konferensi itu dihadiri Wakil Menteri Ekonomi Republik Polandia Grazyna Henclewska, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdangangan Nus Nuzulia Ishak, dan Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Tadeusz Szumowski.

Grazyna Henclewska mengatakan, dalam misi kali ini Polandia membawa 15 pengusaha besar. Mereka siap menjalin kerja sama dengan pengusaha-pengusaha Indonesia dan berinvestasi di Indonesia.

Polandia tertarik mempererat kerja sama di bidang perindustrian dan perdagangan. Sektor yang ditawarkan adalah pangan, agrobisnis, peralatan kesehatan, pembangunan perkapalan, serta galangan kapal.

"Negara kami terkenal dalam pengembangan pangan sehat, seperti susu dan produk-produk turunannya. Nilai ekspor pangan kami ke negara lain sebesar 20 miliar euro pada tahun ini," ujarnya.

Henclewska menambahkan, Polandia juga tertarik turut mengembangkan sektor maritim Indonesia. Polandia bisa berinvestasi untuk mengembangkan industri galangan kapal dan pelabuhan di Indonesia.

"Kami juga menawarkan kredit lunak bagi pengembangan usaha dan industri yang mengutamakan inovasi," katanya.

Tadeusz Szumowski menambahkan, Polandia telah membuka pasar bagi komoditas Indonesia. Karena itu, Polandia ingin Indonesia juga membuka pasar bagi Polandia.

"Kami ingin perdagangan antara Polandia-Indonesia berjalan seimbang dan menguntungkan satu sama lain. Selama ini, neraca perdagangan kami dengan Indonesia timpang. Karena itu, kami ingin menyeimbangkannya," ujarnya.

Saleh Husin menyambut baik tawaran kerja sama Polandia. Dia berharap agar Polandia turut mengembangkan industri di Indonesia, terutama industri peralatan kesehatan dan galangan kapal.

Industri tersebut penting karena Indonesia masih banyak mengimpor peralatan medis dari negara lain. Saat ini dari seluruh peralatan medis yang ada di Indonesia, sebesar 97 persennya masih impor. "Di sisi lain, industri galangan kapal penting untuk menopang pembangunan infrastruktur kemaritiman," katanya.

Sementara itu, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, Polandia merupakan rekan dagang Indonesia yang potensial. Pada 2014, Polandia menempati ranking ke-37 sebagai negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia.

Total perdagangan Polandia-Indonesia pada 2014 mencapai 539 juta dollar AS atau tumbuh 4,57 persen dari tahun sebelumnya. Selama lima tahun terakhir pertumbuhannya mencapai 9,28 persen.

"Saat ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Polandia masih surplus sebesar 252 juta dollar AS," ujarnya.

Nus menambahkan, nilai perdagangan Indonesia-Polandia tersebut masih belum tembus 1 miliar dollar AS. Karena itu, Kementerian Perdagangan akan berupaya meningkatkan kerja sama perdagangan ke Polandia dalam rangka peningkatan ekspor. Indonesia mempunyai komoditas unggulan, seperti minyak kelapa sawit mentah dan produk turunannya, furnitur, tekstil, dan karet. (HEN)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/17/Kemitraan-Pangan-dan-Maritim-Didorong

Related-Area: