BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Cerita Rakyat Jadi Bahan Ajar Sekolah

KURIKULUM
Cerita Rakyat Jadi Bahan Ajar Sekolah
Ikon konten premium Cetak | 29 April 2015

JAKARTA, KOMPAS — Puluhan cerita rakyat Sorong Selatan, Papua Barat, yang selama ini diwariskan turun-temurun secara lisan kini dibukukan. Buku tersebut disiapkan sebagai bahan ajar oleh para guru di sekolah dasar di daerah itu.

Cerita tersebut ditulis para guru SD Sorong Selatan, yang lulus dalam program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Strata Satu Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan dan Bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta tahun 2015. Tak hanya menuliskan ulang, mereka juga mengemas cerita-cerita itu dalam bentuk buku cerita bergambar yang menarik.

"Murid di sana tidak punya buku tentang khazanah budaya setempat. Buku ini sebagai persembahan Atma Jaya untuk Indonesia timur," kata Rektor Atma Jaya Lanny W Pandjaitan saat peluncuran buku Kumpulan Cerita Rakyat Sorong Selatan, di Atma Jaya, Jakarta, Selasa (28/4). Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw, dan 193 guru SD Sorong Selatan lulusan PJJ.

26 cerita

Total ada 26 cerita rakyat yang dirangkum dalam buku itu. Sebagai contoh, kisah asal-usul Sungai Sembra di Kampung Seribau, Distrik Teminabuan. Disebutkan, seorang ayah bersama anaknya suatu ketika melanggar adat. Alam pun marah, lalu memuntahkan air. Mereka kabur dan arah pelarian tersebut menjadi alur sungai. Cerita ini menyematkan pesan, adat istiadat perlu dijunjung tinggi.

Menurut salah satu penulis, yang juga guru SD YPK Mubarak Sodrofoyo, Teminabuan, Meiske Pekpekai, tulisan itu awalnya tugas dari tim pengajar Atma Jaya yang kemudian dijadikan buku. "Di Papua Barat, buku masih sedikit, buku ini nantinya akan saya pakai untuk mengajar sastra bagi murid-murid," katanya.

Anies Baswedan meminta guru tidak hanya menjadi tenaga pendidik, tetapi juga menjadi inspirator bagi murid-muridnya. "Pembukuan cerita rakyat adalah gerakan, bukan sekadar program. Saya memberi apresiasi untuk guru-guru di Sorong Selatan," katanya.

Koordinator Pembukuan Cerita Rakyat Sorong Selatan, yang juga dosen Fakultas Pendidikan dan Bahasa Atma Jaya, Luciana, mengatakan, pendidikan berbasis sosial budaya setempat perlu untuk mendorong peserta didik terlibat secara penuh dan mencintai budaya daerah. "Siswa juga bisa belajar Bahasa Indonesia dengan baik," katanya. (B04)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/04/29/Cerita-Rakyat-Jadi-Bahan-Ajar-Sekolah

Related-Area: