BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Tukar Pengalaman 3 Kabupaten MELAYANI di Kubu Raya

“Tambah, tambah, tambah!” seru anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Suara Alam sambil mengetuk-ngetukkan mangkuk dan sendok kosong mereka ke meja. Sekira sepuluhan anak berseragam olah raga hijau yang duduk mengitari meja siang itu asyik menikmati sup makaroni yang disiapkan sekolah sebagai bagian dari program peningkatan gizi siswa. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran rombongan peserta tukar pengalaman Pemda dampingan Program MELAYANI yang  mengunjungi mereka. PAUD adalah salah satu tempat yang dikunjungai oleh peserta Rapat Kordinasi dan tukar pengalaman pemerintah daerah Kabupaten Belu NTT dan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

Kegiatan rapat kordinasi dan tukar pengalaman antar pemerintah daerah dampingan program MELAYANI bertujuan untuk membangun koordinasi teknis antar pemangku kepentingan dari daerah dampingan agar pelaksanaan program lebih efektif di masa mendatang. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pula terjadi pertukaran pengalaman antara daerah dampingan satu dengan daerah lainnya terkait pendekatan, capaian dan tantangan program. Selain itu melalui kegiatan ini dimaksudkan agar praktik-praktik baik dalam hal pendekatan yang telah diterapkan dapat teridentifikasi untuk dijadikan pembelajaran dan dipraktikkan di daerah masing-masing.           

Melalui pertemuan yang dilaksanakan tanggal 8 Mei 2018 ini juga diharapkan dapat teridentifikasi capaian dan tantangan pelaksanaan program MELAYANI selama periode Februari sampai dengan Mei 2018; serta terpetakannya strategi pelaksanaan program yang efektif untuk dilaksanakan pada periode berikutnya yakni Mei sampai dengan Agustus 2018.

MELAYANI (Mengurai Permasalahan Perbaikan Layanan Dasar di Indonesia) adalah sebuah program yang mendukung pemerintah daerah untuk menggunakan pendekatan berbasis masalah dalam menanggulangi masalah-masalah layanan dasar dengan tetap mempertimbangkan kondisi dan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah itu sendiri.

Program MELAYANI yang didukung Bank Dunia ini, sudah bekerja di tiga lokasi sejak bulan Oktober 2017 sampai dengan saat ini. Ketiga lokasi tersebut adalah Kabupaten Kubu Raya-Kalimantan Barat, Kabupaten Belu-Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Bojonegoro-Jawa Timur. Fokus isu antara kabupaten satu dengan kabupaten lain berbeda-beda, misalnya saja di Kabupaten Kubu Raya memilih isu Stunting sebagai Isu Prioritas untuk diselesaikan bersama-sama melalui Program MELAYANI. Di Kabupaten Belu memilih isu prioritas Rendahnya Kualitas Pendidikan dan di Kabupaten Bojonegoro memilih isu Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir. Pemilihan isu ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri melalui sebuah workshop.

Untuk saling bertukar informasi bagi pemerintah kabupaten antar daerah dampingan, Program  MELAYANI telah melaksanakan kegiatan Pertemuan MELAYANI ke-1 di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada pertengahan Februari 2018. Pada pertemuan ini dihadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Belu untuk saling berbagi informasi terkait pendekatan, capaian dan tantangan selama pelaksanaan Program MELAYANI di daerah masing-masing.

Pertemuan MELAYANI kedua kali ini dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Belu. Fokus utama yang akan dilihat oleh Pemerintah Kabupaten Belu dan Bojonegoro pada kegiatan ini terkait “Strategi Penurunan Angka Stunting” yang sedang menjadi perhatian khusus dalam menyelesaikan layanan dasar. Selain dilakukan diskusi juga ada kegiatan kunjungan lapangan ke unit layanan.

 

Pertemuan Kordinasi dan Tukar Pengalaman

Sebelum mengadakan kunjungan ke Puskesmas dan PAUD, Tim Pemda Bojonegoro dan Belu terlebih dahulu diterima secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Kubu Raya di ruang Media Centre Kantor Bupati Kubu Raya. Acara pagi itu diawali dengan sambutan dari  Team Leader Program MELAYANI World Bank, Bapak Ahmad Zaki.

Dalam sambutannya Pak Ahmad Zaki menjelaskan bahwa pertemuan ini adalah bagian dari kegiatan program MELAYANI. Program ini mencoba memfasilitasi pemda untuk menguraikan permasalahan layanan  dasar di 3 kabupaten yakni Belu, Bojonegoro dan Kubu Raya. Lebih lanjut Pak Ahmad  Zaki menjelaskan bahwa World Bank melihat  Indonesia setelah desentralisasi -dimana tanggung jawab penyelenggaraan layanan dasar diserahkan ke pemerintah daerah- pada umumnya telah cukup berhasil terutama dalam peningkatan akses, tapi kita menghadapi tantangan baru dalam layanan dasar yang belum terpecahkan seperti stunting, kematian ibu dan bayi baru lahir dan perbaikan kualitas pendidikan. Masalah-masalah ini membutuhkan satu pencarian solusi yang lebih komprehensif dibanding masalah peningkatan akses, peningkatan kualitas pendidikan. Dibutuhkan analisa yang lebih baik dan pengumpulan data yang lebih banyak untuk memecahkan masalah.  

Sambutan kemudian secara berturut-turut dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ibu Ninik Susmiati, dilanjutkan dengan sambutan dari Kasubid. Kurikulum SMP Kabupaten Belu, Bapak Ramos. Sambutan sekaligus pembukaan dari Pemda Kubu Raya mewakili Bupati dibawakan oleh Kepala BAPPEDA, Bapak Yusran Anizam. Bapak Yusran dalam sambutannya menyampaikan beberapa persoalan mendasar yang ada di Kubu Raya seperti tingginya angka stunting Kubu Raya yang mencapai 34,8% (berdasarkan data dari Dinas Kesehatan). Angka ini menurut beliau sangat mengkhawatikan sehingga Pemda Kubu Raya sangat berterimakasih dengan hadirnya program MELAYANI oleh World Bank ini, karena sebagai sebuah kabupaten yang tergolong baru, pendampingan dalam menyelesaikan persoalan layanan dasar akan sangat membantu. Melalui pertemuan ini juga, pemerintah Kubu Raya berharap ada pembelajaran-pembelajaran dari proses MELAYANI yang bisa dibagi oleh peserta dari Kabupaten Belu dan Bojonegoro.

Setelah sesi sambutan, acara dilanjutkan dengan pertukaran pengalaman. Masing-masing daerah mempresentasikan isu  prioritas yang dihadapi. Presentasi pertama disampaikan oleh Kepala Seksi Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Mustafa Bakri. Dalam pemaparannya, diketahui bahwa prevalensi stunting Kubu Raya berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan Dinas Kesehatan tahun 2017 adalah 34.8%. Sementara Angka Stunting di daerah pedesaan memiliki proporsi yang lebih besar (40 %) dibandingkan dengan daerah perkotaaan (33 %). Kasus stunting lebih banyak ditemukan pada kelompok masyarakat miskin.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah Kubu Raya dalam menurunkan angka stunting adalah seperti peningkatan kapasitas petugas gizi, bidan dan kader posyandu tentang pemberian makanan bayi dan anak, peningkatan kapasitas petugas gizi dan bidan dalam hal pemantauan pertumbuhan, peningkatan kapasitas petugas gizi dan bidan dalam hal konseling menyusui dan peningkatan kemampuan kader dalam hal interpersonal Communication (IPC)[U1] . Bersama tim MELAYANI Pemda sudah membentuk tim Ad Hoc untuk pencegahan stunting tingkat kabupaten, menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2017-2019 serta mengurai masalah stunting dengan menggunakan metode fishbone.

Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ibu Ninik Susmiati terkait dengan Permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih di tinggi di Kabupaten tersebut. Presentasi selanjutnya disampaikan oleh Kasubid. Kurikulum SMP Kabupaten Belu, Bapak Ramos tentang kondisi Pendidikan di Kabupaten Belu.

Di akhir sesi pertukaran pengalaman ini diadakan sesi diskusi, beberapa peserta memberikan pertanyaan dan memberikan tanggapan terkait materi yang disampaikan. Sesi diskusi ini merupakan rangkaian terakhir kegiatan pertukaran pengalaman antar kabupaten dampingan Program MELAYANI, sebelum melaksanakan kunjungan lapangan.

 

Kunjungan Lapangan

Untuk melihat langsung bagaimana upaya Kubu Raya dalam pengentasan stunting, kunjungan lapangan dilaksanakan. Tempat pertama yang dikunjungi adalah PAUD Suara Alam. Untuk mencapai lokasi PAUD Suara Alam yang tidak jauh dari perbatasan kota Pontianak dan Kubu Raya, rombongan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Bangunan PAUD dilengkapi beberapa fasilitas seperti kebun gizi, sarana kolam renang, ruang pemeriksaan kesehatan dan taman bermain. Menurut guru PAUD tersebut, secara rutin siswa diukur tinggi dan berat badannya untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan siswa. Pihak PAUD bekerjasama dengan Puskesmas dalam hal pemantauan status gizi anak dan penyusunan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan petugas puskesmas secara berkala.  Seperti siang itu, mereka sedang lahap menyantap sup makaroni sebagai salah satu menu pemberian makanan tambahan.

Rombongan kemudian bergerak ke lokasi kunjungan ke dua yakni Puskesmas Sungai Raya Dalam. Kunjungan ke Puskesmas Sungai Raya Dalam untuk melihat bagaimana pemantauan status gizi setiap anak yang berobat di Puskesmas ini, apapun penyakit BALITA tetap dilakukan penapisan status gizinya dengan melakukan antropometri (pengukuran). Setelah berdiskusi dengan dokter, perawat dan kepala puskesmas, rombongan bergerak ke lokasi kunjungan selanjutnya yakni ke Puskesmas Sungai Durian.

Puskesmas Sungai Durian tempatnya tidak jauh dari Bandar Udara Internasional Supadio Kalimantan Barat, jaraknya hanya sekitar 200 meter saja. Di Puskesmas ini rombongan disambut hangat oleh seluruh jajaran dan staf Puskesmas. Di tempat ini rombongan melihat penanganan kasus gizi buruk, salah satunya berupa intervensi TFC (Therapeutic Feeding Centre). TFC adalah sarana pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan secara intensif sesuai umur dan kondisi anak. Perawatan TFC dilaksanakan dengan 3 aspek yaitu: asuhan medis, asuhan nutrisi dan asuhan keperawatan. Puskesmas Sungai Durian merupakan satu-satunya puskesmas yang memiliki TFC di Kabupaten Kubu Raya. Peserta kunjungan juga tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang inovasi berupa penggunaan kartu informasi ibu hamil yang dipajang di salah satu dinding ruangan. Melalui papan informasi yang berisi kartu-kartu dengan aneka warna ini, status kesehatan ibu bisa diketahui termasuk deteksi awal ibu dengan resiko tinggi.

Rangkaian kunjungan lapangan berakhir di Puskesmas Sungai Durian. Setelah sesi foto bersama, rombongan bergerak ke lokasi pertemuan selanjutnya untuk saling bertukar pengalaman dan pembelajaran setelah seharian melakukan kegiatan bersama.

“Beberapa hal baru yang dapat kami coba terapkan di Bojonegoro dari kunjungan ini adalah seperti kerjasama antara PAUD dengan Puskesmas untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, membantu menyusun menu PMT yang sesuai dengan standar nutrisi, serta Puskesmas yang melakukan pemantauan status gizi bagi pasien BALITA apapun penyakitnya. Layanan penanganan TFC bagi penderita gizi buruk yang diterapkan di Puskesmas Sungai Durian juga menarik untuk direplikasi” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ibu Ninik Susmiati.

Tantangan yang dihadapi pemerintah daerah sangat kompleks terutama terkait layanan dasar. Analisa yang bagus, detail  dalam merumuskan akar masalah dan solusinya sangat diperlukan, demikian pula halnya dengan kerjasama yang baik antar sektor terkait. Memperkaya referensi bisa dilakukan dengan belajar dibanyak tempat, salah satunya dengan bertukar pengalaman dan pembelajaran seperti yang dilakukan dalam program MELAYANI ini.