BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Bapa Jhon, Ketangguhan di Balik Keterbatasan

    “ Semoga Tuhan Memberkati”. Itulah kalimat yang keluar dari mulut seorang pria penyandang disabilitas pada saat menerima uang bayaran setelah selesai melakukan praktek pijatnya  kepada saya .

    Bapa Jhon begitu beliau disapa, adalah salah seorang penyandang disabilitas berusia 35 tahun yang berasal dari kabupaten Nagakeo salah satu kabupaten di pulau Flores provinsi NTT yang berprofesi sebagai tukang urut/pijat.  bapa yang memiliki keterbatasan dalam melihat dan mendengar ini mencari rejeki dengan memanfaatkan  anugerah  yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Mungkin bagi banyak orang , “memijat “ bukanlah suatu profesi yang menjamin kehidupan yang lebih baik namun bagi bapa Jhon memijat tidak hanyalah profesi melainkan lebih daripada itu. “ bisa pijat adalah sebuah Kharisma, tidak semua orang bisa melakukannya. Dengan pijat saya bisa menghidupi keluarga saya “ begitulah pernyataan bapa Jhon di selah-selah melakukan praktek pijatnya kepada saya.

     Sebagai seorang yang memiliki keterbatasan dalam melihat dan mendengar bukanlah hal yang mudah untuk mencari nafkah. Ia sudah tinggal di kupang selama 17 Tahun, istrinya adalah seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya membantu beliau dengan menawarkan jasa mencuci di rumah-rumah tetangga di daerah Tofa. Setiap malam beliau harus berjalan kaki dari Tofa tempat tinggalnya menuju ke hotel astiti di daerah kuanino -kupang tempat dimana ia mencari rejeki. Malam yang gelap, mata yang kurang jelas melihat, dan pendengaran yang kurang jelas bukanlah halangan bagi Dia untuk berjuang mencari sesuap nasi.. Besaran penghasilan yang diperolehnya tiap malam tidaklah menentu tergantung berapa banyak tamu di hotel yang membutuhkan jasanya. Disaat mujur Dengan tarif Rp. 75.000 per jam  Ia bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 150.000 per malam, namun lebih sering Ia harus pulang kerumah dengan tidak membawa sepeserpun untuk keluarganya.

     “Biar kosong juga tidak apa-apa karena saya juga jual kemoceng yang saya buat sendiri” itu adalah pernyataan dari bapa Jhon yang penuh dengan optismisme dalam menjalani hidup. Keterampilan membuat kemoceng beliau dapatkan dari pembinaan  yang dilakukan oleh Dinas Sosial Nakertans Provinsi Nusa Tenggara Timur bagi para penyandang cacat .Hasil dari menjual kemoceng ini Ia jadikan sebagai tambahan untuk menopang ekonomi keluarganya.

Begitulah kisah  bapa Jhon dalam memperjuangkan hidupnya. Tak ada kata menyerah dalam hidupnya meskipun ia memiliki keterbatasan fisik.


by manthos bappeda Flores Timur.

Related-Area: 
field_vote: 
No votes yet