BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Optimisme Keberlanjutan Warnai Rapat Koordinasi KIAT Guru Kabupaten Ketapang


“Saya optimis, dengan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan, kami mampu melanjutkan program KIAT Guru di kabupaten Ketapang,” demikian pernyataan Kepala BAPPEDA kabupaten Ketapang, Drs. Maryadi, yang ditemui BaKTI setelah membuka Pertemuan Koordinasi KIAT Guru dalam rangka keberlanjutan Program rintisan KIAT Guru di Kabupaten Ketapang untuk tahun 2018.

Bertempat di Aula Kantor BAPPEDA kabupaten Ketapang, Selasa (17/10), sebanyak 8 orang Camat dan 45 Kepala Desa lokasi rintisan KIAT Guru mengikuti Pertemuan yang digelar oleh Tim Koordinasi Daerah KIAT Guru kabupaten Ketapang.

Plh. Kepala BAPPEDA Kabupaten Ketapang, Drs. Maryadi berkenan memberi arahan dan membuka pertemuan. Dalam arahannya, Maryadi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerjasama yang baik antara Tim KIAT Guru dengan Pemerintah dalam mensukseskan program peningkatan kualitas layanan pendidikan di Ketapang, khususnya di daerah terpencil. “Apa yang telah kita lakukan ini adalah sebagai salah satu upaya memperbaiki kualitas pendidikan,” apresiasi Maryadi yang juga menjabat sebagai Kabid Pengembangan Strategis dan Pengendalian BAPPEDA kabupaten Ketapang.


Maryadi mengakui bahwa program rintisan KIAT Guru telah mendorong perubahan di desa, bukan hanya persoalan pendidikan tapi juga terkait pemberdayaan masyarakat, dan telah melahirkan banyak praktik baik yang dapat diadopsi pada sekolah lainnya. Oleh karena itu, dia berharap kiranya rintisan KIAT Guru dapat juga menyasar sekolah di perkotaan. “Banyak keluhan dari orang tua di kota tentang pelayanan sekolah. Mungkin karena guru-guru sudah nyaman dengan segala fasilitas, tapi sayangnya malah kurang greget melayani. Jadi saya berharap ke depannya sekolah di perkotaan juga disasar,” harapnya.

Selain Kepala BAPPEDA, turut memberi arahan adalah : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Dr. Ucup Supriatna, M.Pd; Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa Kabupaten Ketapang yang diwakili oleh Doni Andriawan-Kabid Tata Pemerintahan Desa, serta presentasi rencana kerja dan strategi keberlanjutan KIAT Guru di 45 Desa oleh Koordinator Lapangan KIAT Guru kabupaten Ketapang, Handaru. Bertindak selaku moderator adalah Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya, Drs. Satuki, M.Si.

Setelah pemaparan dari masing-masing narasumber, moderator memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk memberikan tanggapan dan atau pertanyaan kepada para narasumber. Topik yang banyak diditanggapi adalah : Bagaimana memastikan desa yang sudah mengalokasikan pada 2017 tetap mengalokasikan pada tahun 2018; Jika belum/tidak, apa regulasi dan dukungan dari Kabupaten yang diperlukan.

Berdasarkan Laporan Tim KIAT Guru Ketapang, dari 45 Desa lokasi program KIAT Guru (2017), sudah 39 desa (80%) menganggarkan, sisanya belum menganggarkan dengan alasan APBDes sudah disahkan, dan ada keraguan mengambil keputusan karena regulasi yang belum jelas.  Dari 29 desa yang sudah menganggarkan, sebanyak 80% sudah mencairkan anggarannya dan sudah dimanfaatkan oleh KPL dan Kader untuk kebutuhan operasional seperti konsumsi dan transportasi. Rentang besaran anggaran di 39 desa yang sudah menganggarkan, terinci sebagai berikut : Kisaran 1-5 juta (14 desa); 6-10 juta (19 desa); 11-15 juta (5 desa); dan 16 juta (1 desa).

 

Komitmen Pemerintah

Salah seorang Kepala Desa dari Air Dua kecamatan Jelai Hulu, Pak Theodorus Suran, menyampaikan permohonan maafnya karena belum bisa menganggarkan di APBDes pada tahun 2017 ini karena keragu-raguan pada aturan pengalokasian. “Saya minta maaf karena belum berani mengambil keputusan untuk mengalokasikan anggaran bagi KIAT Guru di desa kami. Padahal Tim KIAT dan masyarakat sudah menunjukkan kerja kerasnya melakukan perubahan pada pendidikan di desa kami,” ungkapnya. “Dengan penjelasan dan jaminan ini, kami siap menganggarkan untuk tahun 2018,” tambahnya.

Sementara itu Kades Belawan kecamatan Marau, Pak Dahlan mengakui telah menganggarkan di tahun 2017 dan siap melanjutkan di tahun 2018. “Saya menyaksikan langsung bagaimana meningkatkan kerjasama antara orang tua, masyarakat dan pihak sekolah dalam memajukan pendidikan di desa kami,” ungkapnya. Bahkan Pak Dahlan mengakui selalu datang pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh KIAT Guru, sehingga tanpa keraguan, langsung menganggarkan dana operasional KPL dan Kader sebanyak 6.500.000 untuk tahun 2017 ini. Hanya Dahlan berharap, kiranya rintisan KIAT Guru dapat menyasar semua Sekolah yang ada di desanya, bukan hanya SD rintisan, agar terjadi pemerataan perubahan.

Senada dengan itu, Camat Jelai Hulu, Pak Ungai menegaskan komitmennya bahwa pendidikan merupakan bahan bakar pembangunan Sumber Daya Manusia, dan KIAT Guru telah membantu mendorong peningkatan kualitas layanan pendidikan di desa. “Saya selalu mengimbau kepada Kepala Desa rintisan KIAT Guru, bahwa program ini sangat bagus, harus disupport demi masa depan anak-anak kita,” ungkapnya dengan bersemangat.

Menanggapi sejumlah pernyataan dan pertanyaan dari para Kepala Desa, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang menyampaikan rasa gembiranya atas dukungan dari para Camat dan Kepala Desa yang telah memberi dukungan penganggaran. “Banyak kemajuan yang terjadi di sekolah rintisan. Kehadiran guru jadi lebih baik, dan yang penting adalah masyarakat desa bergembira karena anak-anaknya memperoleh pendidikan (dididik) dengan lebih baik. Terima kasih kepada Kepala Desa atas dukungannya,” puji Pak Ucup Supriatna dengan nada gembira.

Ditambahkan oleh Pak Dony, Kabid Pemdes Dinas PMD Ketapang, bahwa kunci dari penganggaran adalah pengawalan program baru kemudian pengalokasian anggaran. “Jika Kades komit, pasti penganggaran terkawal. Apalagi hanya bermain di angka 0-20 juta. Angkanya variatif, Tinggal menetapkan item yang akan dibiayai, tapi yang utama sekarang kawal dulu programnya. Maju terus nanti kami yang kawal di kabupaten,” katanya.  

*****

KIAT Guru (Kinerja dan Akuntabilitas Guru) merupakan program kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) atas dukungan Pemerintah Australia melalui World Bank, yang diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di daerah pelosok dan terpencil.

*****

Kontributor :  Ahmed Ghufron, PL KIAT Guru Ketapang

Wilayah: