BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Tim Ketapang Lebih Dari Sekedar Rekan Kerja

Sudah kebayang senangnya bisa ketemu dengan teman - teman Tim KIAT Guru Ketapang, yang selama hampir 3 bulan ini belum berjumpa, dikarenakan kesibukan mengejar progres di lapangan. Sudah kebayang hebohnya Tim cewek Ketapang, yang masing - masing dari kami memiliki keunikan tersendiri.

Di perjalanan waktu selama bergabung di Tim Ketapang ini, Tim ini bukan hanya rekan kerja dan sahabat, tetapi kami sudah menjadi sebuah keluarga besar. Saya bisa bergabung di Tim KIAT Guru, khususnya Tim Ketapang merupakan sebuah rejeki yang luar biasa. Selama ini saya  berasumsi bahwa teman itu investasi yang bernilai tinggi, yang harus dijaga. Dan saya beranggapan bahwa menjalin silaturahmi itu merupakan suatu ibadah.

Tidak terasa sudah hampir 6 bulan kami bergabung di Tim Ketapang. Banyak hal dan proses yang kami lalui bersama. Begitu ada informasi bahwa kami akan dikumpulkan di Ketapang untuk kegiatan refleksi, wah senang sekali. Kebayang gimana kehebohan teman-teman yang sudah lama tidak ketemu. Bagi saya yang sudah merasakan bekerja di Desa, begitu mendengar akan ke kabupaten, aduh senangnya…. Ada euforia bagi teman - teman yang bekerja di Desa, begitu melihat suasana ramainya kota, melihat lampu - lampu jalan yang menyala dengan terangnya, itu sesuatu yang luar biasa.

Hal ini saya alami di program sebelum ini. Mungkin bagi orang yang telah terbiasa dengan ramainya suasana, terangnya lampu hal ini menjadi sesuatu yang biasa saja. Tetapi tidak bagi kami, terangnya suatu lampu itu merupakan sesuatu yang mewah dan beharga, karena di wilayah kami bertugas, keberadaan listrik merupakan sesuatu yang bernilai tinggi. Hal ini semakin mengajarkan dan mengingatkan untuk terus bersyukur. Karena saya berada di posisi keduanya ini, merasakan adanya listrik dan merasakan tidak adanya penerangan listrik. Begitu juga untuk hal-hal yang lainnya.

 

Di tanggal 29 kami sudah berkumpul di kabupaten Ketapang. Senang bisa sekali bisa berkumpul dan ketemu dengan teman - teman lainnya. Walau di hari itu kondisi saya sangat tidak stabil secara emosi dan perasaan. Begitu berjumpa dengan teman-teman, nangis saya jadi bersambung lagi…hehehehe. Di hari pertama kegiatan refleksi ini, saya akui-saya tidak bisa fokus. Seharian itu saya nangis. Belajar juga jadi tidak fokus, diberi pertanyaan juga saya tidak bisa menjawab. Melihat hal ini, teman-teman luar biasa memberikan support untuk saya. Di sini saya sangat merasakan bahwa kami bukan hanya teman dan rekan kerja, tetapi kami sudah merupakan sebuah keluarga besar, sama-sama jauh dari keluarga, anak dan pasangan.

Bagaimana beratnya hal ini, saya harus melewatinya dengan sabar dan ikhlas, bukankah Allah memberikan cobaan sudah diukur dengan kemampuan umatnya. Begitu juga saya, dengan support dari KL, PL dan teman - teman (makasih ya… sudah support saya).

Dihari kedua kegiatan ini, saya sudah sedikit bisa ketawa dan tersenyum melihat kehebohan teman-teman, ini merupakan support untuk saya. Dan saya sangat beruntung dan ini rejeki dari Allah saya bisa bergabung di KIAT Guru di Tim Ketapang. Dan rejeki dan amanah ini Insha Allah akan saya jaga dengan baik.

Di kegiatan ini dihadiri oleh bapak Yusran. Saya melihat beliau ini seorang Bapak yang mengayomi kami anak - anaknya. Aduuuhhhh saya jadi ingat dengan almarhum Bapak saya.. huhuhuhuhu. Leluconnya membuat suasana menjadi cair, dan kata-kata motivasinya, membuat semangat kami makin berlipat.  Betapa beruntungnya kami dikunjungi oleh beliau. Selain beliau, yang datang kesini adalah mba Erni dan pak Gun, serta mas Rara. Mereka merupakan orang-orang yang hebat, dari beliau ini saya belajar segala hal,  baik itu dari sisi program maupun hal lainnya.

Penulis: 
Dian Astuti
Wilayah: 
Jabatan: 
Fasilitator Masyarakat