BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

Catatan Kecil Dari Ogot : Dulu Kecewa, Kini Senang

 

Ket : Anak-anak SDN 35 Babatn Ogot

 

“Saya mau belajar matematika supaya nanti tidak dibodoh-bodohi,” begitulah pernyataan seorang murid kelas 6 SDN 35 Babatn pada pertemuan anak paska tes cepat kemampuan dasar murid tahun 2017, sebagaimana yang diceritakan kembali oleh Pak Delis, Kader Babatan Ogot.

SDN 35 Babatn ogot, terletak di pertengahan wilayah ogot, Sabah dan pujut yang merupakan wilayah Dusun Tanjungsari Desa Babatn. SDN ini memiliki 3 ruangan yang difungsikan sebagai ruang kelas 1 sampai 6 dan sekaligus kantor guru. Dulunya sekolah ini adalah SD mini yang menginduk ke SDN 18 Balio, Dusun Banung Desa Babatn. Jarak SDN 35 Babatn ogot ke SDN 18 Balio sekitar 4 KM. Hal ini menyebabkan angka putus sekolah tinggi. Di sekitar SDN 35 Babatn ogot angka melek huruf memang masih rendah. Anak yang lulus SMA pun masih hitungan jari. Berdasarkan hasil survey baseline, hanya 30% usia 16 tahun keatas yang melek huruf. Menurut guru senior SDN 35 Babatn Ogot, Aminah, hanya 1 atau 2 orang murid saja yang bertahan sampai lulus kelas 6 karena kebanyakan murid tidak mampu berjalan kaki ke SDN 18 Balio. Karena itulah sekolah memutuskan untuk membuka kelas sampai kelas 6.

Tetapi, keterbatasan dalam membaca dan menulis tersebut tidak menyurutkan semangat anggota Kelompok Pengguna Layanan (KPL) SDN 35 Babatn Ogot untuk tetap melaksanakan program Kinerja dan Akuntabilitas Guru (KIAT Guru). Anggota KPL yang tidak lancar membaca berpasangan dengan KPL yang pandai membaca dalam proses penilaian dan penetapan penilaian janji layanan.

 

Ket : Pertemuan KPL SDN 35 Babatn Ogot

 

Di sebuah kesempatan, Ketua KPL Babatn Ogot, Ibu Bernadeta Ita menceritakan perubahan di sekolah. Disampaikannya bahwa satu tahun program KIAT Guru berjalan di SDN 35 Babatn ogot. Hampir setiap hari guru selalu mangkir dengan berbagai alasan. Jalan licin, hujan dan berbagai alasan lain. Akan tetapi, masyarakat semakin sadar dengan pentingnya pendidikan. Orang tua selalu memastikan anak-anaknya pergi kesekolah jam 7 setiap pagi. “Dulu, murid mengikuti motor gurunya kalau pergi sekolah. Ada guru lewat baru mereka ikut kesekolah. Sekarang, pagi-pagi anak-anak sudah berkumpul di sekolah,” cerita Ibu Cica, orang tua murid sekaligus anggota KPL SDN 35 Babatn ogot. Walaupun mereka kadang kecewa karena anak-anak mereka dipulangkan dengan alasan guru tidak datang.

Sampai ketika pertemuan amandemen, masyarakat menyatakan kesiapan untuk menumpangkan rumah atau membangunkan kembali rumah untuk guru agar guru-guru tidak kesulitan untuk datang mengajar ke SDN 35 Babatn Ogot. Perusahaan sawit juga telah memberi latrit jalan agar jalan tidak licin walaupun sedang hujan. Masyarakat juga berani mengadukan kemangkiran guru ke UPT Pendidikan Karangan, dan pada januari 2018.

Sekarang SDN 35 Babatn Ogot punya Kepala Sekolah baru. Kepala sekolah tersebut merupakan guru berprestasi yang sering mendampingi murid untuk mengikuti olimpiade IPA Matematika sampai ke tingkat provinsi Kalimantan barat. “Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa. Tapi saya akan memastikan sekolah buka dan ada kegiatan belajar mengajar,” demikian tekad Pak Abdur Rahman, Kepala SDN 35 Babatn ogot yang baru saat acara serah terima Kepala Sekolah januari 2018. Terbukti hingga penilaian Maret 2018, Ibu Yustina, seorang anggota KPL menyatakan perasaan bahagianya karena sekarang setiap hari ada guru yang mengajar.

Penulis: 
Novy Rianty Mandasari
Wilayah: 
Jabatan: 
Fasilitator Masyarakat