BEKERJA DAN BERBAKTI UNTUK KEMAJUAN KTI

KALIMAT SAKTI DARI TIMBANUH

STBM dapat dipahami, senangnya hatiku

STBM bisa dilakukan, bahagianya hatiku

STBM dapat dipahami, senangnya hatiku

STBM bisa dilakukan, bahagianya hatiku

Reff:      BAB dijamban Ayo CTPS,

              Ayo minum air, air yang dimasak,

              Sampah dikelola, SPAL diurusin

Semua Penyakit  jadi hilang.

STBM dapat dipahami, senangnya hatiku

STBM bisa dilakukan, bahagianya hatiku

Reff:      BAB dijamban Ayo CTPS,

              Ayo minum air, air yang dimasak,

              Sampah dikelola, SPAL diurusin

Semua Keluarga  jadi sehat.

              BAB dijamban Ayo CTPS,

              Ayo minum air, air yang dimasak,

              Sampah dikelola, SPAL diurusin

Semua Keluarga  jadi sehat.

 ( Lagu STBM yang diciptakan oleh kepala puskesmas Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Propinsi NTB)

 

Lirik lagu diatas diciptakan oleh seorang kepala puskesmas di salah satu kecamatan di propinsi Nusa Tenggara Barat. Beliau bernama Munggah. Seorang kepala Puskesmas yang sangat peduli dengan Program STBM. Ia menciptakan lagu STBM yang iramanya sangat akrab ditelinga masyarakat yaitu “GOYANG DUMANG”. Lagu goyang dumang inilah yang beliau ganti liriknya menjadi lirik lagu yang berkaitan dengan STBM.

STBM adalah singkatan dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yang memiliki 5 Pilar. Dan didalam lagu tersebut ke lima pilar tersebut disebutkan dengan cara yang sangat menarik. Dan ditutup dengan kata “SEMUA MASYARAKAT JADI SEHAT  dan SEMUA PENYAKIT JADI HILANG. Lagu ini menjadi salah satu alat promosi yang sangat menarik, dan dapat dilakukan oleh semua orang baik itu sanitarian sebagai petugas kesehatan maupun oleh kader sebagai ujung tombak penyampai pesan bagi masyarakat.

Semua berawal sewaktu Kepala Desa Timbanuh, Muh Ilham, berkunjung ke Puskesmas Pringgasela berkunjung ke puskesmas untuk menjenguk keluarganya yang sakit, dan kaget karena pada saat bersamaan ada beberapa warganya yang juga dirawat dengan penyakit yang sama yaitu diare. Dari kejadian tersebut kepala desa menanyakan ke kepala puskesmas dan ternyata dalam satu tahun terakhir di tahun 2012 kejadian kasus diare di Desa Timbanuh sebanyak 200 kasus dalam setahun. Kemudian Kepala Desa melakukan beberapa kali pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan petugas kesehatan diwilayahnya dan ternyata menurut kepala desa timbanuh. Masih banyak masyarakat yang buang air besar di halaman belakang rumahnya. untuk itu dilakukan lagi pertemuan untuk mencari solusi dari kasus tersebut.

Kepala Puskesmas

Munggah akhirnya mengubah lirik dari lagu goyang dumang menjadi lagu STBM dengan menekankan 5 pilar dari STBM sebagai penyebab utama terjadinya penyakit diare yaitu Buang air besar sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, pengelolaan makanan dan minuman, Pengelolaan sampah rumah tangga dan pengelolaan limbah.

Lagu ini mulai diperkenalkan ke sesama petugas puskesmas dan menyusul kemasyarakat yang berada dalam wilayah puskesmas Pringgasela, termasuk Desa Timbanuh. Sejak saat itu kader dan semua masyarakat menjadikan lagu dan gerak tersebut sebagai alat untuk promosi STBM

Pada tahun 2015 Desa Timbanuh Mendeklarasikan desanya sebagai desa STBM. Deklarasi adalah pernyataan bahwa desa telah mencapai 5 pilar STBM tersebut

Menurut Munggah, kepala Puskesmas Pringgasela Sampai tahun 2016 tidak ada lagi kasus diare di Desa Timbanuh. Akan tetapi untuk mempertahankan desa Timbanuh sebagai desa STBM sangat berat karena seringnya kedatangan tamu akan malu jika kedatangan tamu tapi ternyata ada lagi masayarakat yang masih Buang Air Besar di Sembarang Tempat.

Sampai Bulan Oktober tahun 2016 Lagu dan Gerak STBM ini masih selalu dinyanyikan oleh seluruh masyarakat di Desa Timbanuh dan dijadikan sebagai alat promosi bagi masyarakat desa Timbanuh dan Tamu yang berkunjung ke desa tersebut.